Advertisement
Banyak Varian Baru Virus Corona, Kenapa Covid-19 Bermutasi?
Virus corona (Covid-19) melakukan mutasi. - Nanograf
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Virus corona baru telah bermutasi menjadi beberapa varian. Tiga di antaranya yang paling populer adalah varian dari Afrika Selatan, Brasil, dan Inggris.
Strain virus corona Inggris yang ditemukan di wilayah Kent, menyebabkan keprihatinan khusus karena ada kekhawatiran bahwa strain yang lebih menular itu bisa kebal terhadap beberapa vaksin.
Advertisement
Selain itu, strain corona dari Afrika Selatan juga menimbulkan kekhawatiran karena penyebarannya yang cepat. Masing-masing mutasi virus tersebut telah menjadi varian paling dominan dalam penyebaran di komunitas dan menyebar ke luar negeri.
Sebenarnya mutasi bukan hal yang aneh dalam virus, termasuk virus corona SARS-CoV-2. Akan tetapi, kenapa virus bermutasi?
Dilansir dari Express UK, Jumat (5/2/2021) dijelaskan bahwa seperti manusia dan hewan, ketika virus berkembang biak, penyalinan atau mutasi genetik muncul. Perubahan ini dapat memengaruhi bagian-bagian virus, baik itu perbedaan dalam bentuk permukaan atau susunan protein.
Perubahan yang menempatkan virus pada keunggulan evolusioner, misalnya yang membuat virus lebih menular atau lebih mungkin menghindari sistem kekebalan tubuh, kemungkinan besar akan direproduksi lagi.
Sebagai informasi, tingkat mutasi Covid-19 dianggap cukup lambat kendati ada strain-strain baru yang terdeteksi. Sementara, flu musiman cenderung bermutasi setiap tahunnya, dan itulah alasan kenapa ada vaksinasi flu setiap tahun.
Mutasi ditemukan melalui pemrosesan genom. Ini adalah teknik yang memungkinkan para ilmuwan memantau perubahan kecil dalam virus melalui pengurutan. Sebagian besar mutasi berukuran sangat kecil sehingga tidak benar-benar memengaruhi virus dan bisa jadi mengurangi tingkat infeksinya.
BACA JUGA: Jateng di Rumah aja, Bagaimana dengan Jogja?
Melalui pemrosesan genom dengan metode usap virus corona, para ilmuwan dapat mendeteksi perubahan yang mengidentifikasi strain virus seperti di Afrika Selatan.
Adapun, sejauh ini penelitian yang ada menyatakan bahwa sebagian besar strain virus corona baru yang muncul memang lebih mungkin menular dari varian sebelumnya. Akan tetapi, tidak ada implikasi lebih terkait penyakit yang ditimbulkannya.
Selain itu, beberapa produsen vaksin juga telah memasukkan uji coba ‘peluru ajaib’ mereka terhadap varian baru yang ada. Hasilnya sejauh ini menunjukkan tingkat efektivitas yang sama. Artinya mutasi virus tidak memengaruhi kinerja vaksin yang sudah ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Bandara YIA ke Jogja Sabtu 20 Desember 2025
- Jadwal DAMRI Jogja ke Bandara YIA Sabtu 20 Desember 2025
- Jadwal Lengkap KA Bandara YIA Xpress Sabtu 20 Desember 2025
- Pemkab Magelang Tegaskan Larangan Harga Pupuk di Atas HET
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Sabtu 20 Desember 2025
- Jadwal Lengkap KRL Solo-Jogja Sabtu 20 Desember 2025
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Sabtu 20 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




