Advertisement
1.387 Hoaks Beredar, Isu Vaksin Covid-19 Mendominasi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat sampai saat ini sudah ada 1.387 berita hoaks yang ditemukan selama masa pandemi Covid-19.
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan untuk tindak lanjut hoaks yang tak sampai mengganggu ketertiban umum, Kementerian hanya akan memberikan stempel hoaks dan melakukan sosialisasi terkait kekeliruan tersebut kepada masyarakat.
Advertisement
BACA JUGA : Hoaks soal Vaksin Sinovac Mengandung Jaringan Kera
Selain itu, langkah lain yang diambil apabila ada kesalahan informasi atau berita adalah dengan cara menurunkan atau menghapus berita salah yang sudah tayang dari sosial media sebagai sumber penyebarannya.
“Tapi kalau sudah mengganggu ketertiban umum, kita bisa lapor ke polisi untuk ditindaklanjuti. Saat ini sudah ada 134 kasus yang ditangani kepolisian terkait dengan hoaks Covid-19 ini,” terang Semuel, mengutip keterangan resmi KPCPEN, Selasa (26/1/2021).
Salah satu hoaks yang sempat mengemuka baru-baru ini adalah terkait meninggalnya seorang tentara usai divaksinasi. Mayor Infantri Sugeng Riyadi, Kepala Staf Kodim 0817/Gresik jadi korban. Dia diberitakan meninggal dunia setelah mendapat Vaksin Covid-19 pada Jumat (15/1/2021).
BACA JUGA : Vaksinolog: Tidak Ada Vaksin Covid-19 yang Efektif 100
“Saya ditunjukkan melalui pesan WhatsApp, bahwa saya dikabarkan meninggal dunia. Saya pertama kali mendengar berita ini justru dari komandan saya Dandim 0817/Gresik, Letkol Taufik Ismail, kemudian saya diajak foto selfie untuk menangkal berita tidak benar itu,” terang Mayor Sugeng.
Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho menuturkan akhir-akhir ini isu yang dominan muncul adalah hoaks terkait dengan vaksin Covid-19.
“Kami mencatat ada 83 hoaks terkait dengan vaksin Covid-19, dan viralitasnya cukup tinggi, karena 42 persen terkait dengan isu keamanan dan kemanjuran termasuk hoaks kematian Mayor Sugeng,” ungkapnya.
Penyebaran hoaks ini memiliki beragam motif, termasuk motif ekonomi juga ada juga niat jahat di baliknya. Lebih lanjut Septiaji menganalisis ada beberapa kelompok masyarakat yang terpengaruh oleh hoaks vaksinasi ini.
Agar tidak mudah termakan hoaks Covid-19, masyarakat diimbau agar mengkonsumsi informasi dari sumber yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
BACA JUGA : Di Sleman, Belum Ditemukan Penerima Vaksin yang Rasakan
Semuel menambahkan bahwa risikonya sangat tinggi apabila sampai termakan hoaks terkait Covid-19 dan vaksinasi.
“Ini adalah masa kritis bagi kita semua, jadi informasi yang kita perlu dalam momen kritis ini berasal dari informasi terbaik yang bisa kita cari. Jadi kalau dapat informasi yang berasal dari media sosial atau dari grup WhatsApp jangan langsung percaya,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement