Advertisement
Cara Mengetahui Gejala Pneumonia Corona pada Anak

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 selalu mengingatkan bahwa Covid-19 bisa menyerang siapapun, termasuk anak-anak. Virus Corona tidak mengenal batasan usia dan juga rentang ekonomi.
Oleh karena itu penting untuk kita mengetahui cara melakukan observasi gejala Covid-19. Pasalnya saat ini tingkat keterisian rumah sakit sudah sangat tinggi di beberapa daerah, sehingga tenaga kesehatan sulit diandalkan untuk melakukan observasi awal.
Advertisement
Perkumpulan dokter Indonesia telah meluncurkan edisi ketiga Pedoman Tatalaksana Covid-19. Pedoman ini disusun oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovskular Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Insentif Indonesia, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Di dalamnya disebutkan bahwa pasien Covid-19 dibedakan ke dalam empat golongan, yakni tanpa gejala, ringan, sedang, berat, dan kritis. Covid-19 tanpa gejala adalah kondisi paling ringan, karena pasien tidak merasakan perubahan apapun di tubuhnya.
Tentu sudah banyak yang tahu, gejala umum Covid-19 yang tergolong ringan adalah demam, batuk, lelah, anoreksia, napas pendek, dan myalgia atau nyeri otot.
Selain itu tim dokter juga menyebutkan gejala ringan lain, seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, gangguan penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum gejala pernapasan juga sering dilaporkan.
Sementara itu gejala yang tergolong sedang adalah pasien dengan gejala ringan ditambah dengan pneumonia atau sesak nafas. Pada orang dewasa hal ini ditandai dengan tingkat saturasi oksigen, di mana masih lebih dari 93 persen untuk pasien remaja atau dewasa.
Untuk anak-anak berikut kriteria napas cepat atau berat adalah:
- Usia <2 bulan: ≥60x/menit
- Usia 2–11 bulan: ≥50x/menit
- Usia 1–5 tahun: ≥40x/menit
- Usia >5 tahun: ≥30x/menit
Adapun untuk pasien anak dengan gejala berat ditambah setidaknya satu dari hal berikut ini:
- Sianosis sentral yang ditandai dengan biru atau keabu-abuan pada kulit wajah atau sebagian besar tubuh
- Saturasi oksigen kurang dari 93%
- Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan
dinding dada yang sangat berat) - Tanda bahaya umum: ketidakmampuan menyusu atau minum,
- Letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Chromebook, Uang yang Dikembalikan Baru Rp10 Miliar
- Serentak, SPPG Sajikan Nasi Goreng di Ultah Prabowo Ke-74
- 80 Bangunan Ponpes Tua Diaudit, Pemerintah Siapkan Rp25 Miliar
- Kasus Tayangan Pesantren, Kementerian Komdigi Puji Langkah Tegas KPI
- Aksi Antipemerintah di Peru Tewaskan Satu Orang dan 102 Luka-luka
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Kereta Api Prameks Jumat 17 Oktober 2025
- Menkeu Purbaya Tolak Permintaan Luhut Cairkan Rp50 Triliun ke INA
- Mulai Hari, Ini iPhone 17 Sudah Tersedia di Indonesia
- Dilarang Berhenti di Jembatan Pandansimo, Boleh Pakai Jalur Pedestrian
- Jogja International Art Fair Digelar Perdana di JEC, Catat Tanggalnya
- Minat Warga DIY Bekerja ke Luar Negeri Masih Rendah
- Reog Wayang Trimurti Diajukan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
Advertisement
Advertisement