Advertisement
Bukan Batuk & Pilek, Ini Gejala Covid-19 Paling Umum pada Anak-Anak

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Dari ribuan anak yang dites Covid-19, banyak yang merasakan gejala sakit perut, kehilangan rasa atau bau, demam serta sakit kepala. Namun berdasarkan catatan peneliti, sepertiga dari anak-anak dan remaja dengan virus Corona ternyata tidak menunjukkan gejala.
Mengutip situs artikel kesehatan Amerika Serikat WebMD, peneliti temuan tersebut Finlay McAlister mengatakan bahwa mengidentifikasi anak-anak yang kemungkinan terinfeksi virus Corona adalah sebuah tantangan. Rasio anak positif Covid-19 bisa jadi lebih tinggi dari hasil penelitian, karena banyak yang tidak hadir saat pengambilan spesimen.
Advertisement
Dia melanjutkan bahwa batuk dan pilek sering terjadi di antara anak-anak yang positif Covid-19. Namun permasalahannya adalah batuk dan pilek juga sering ditemukan pada anak-anak yang tidak terinfeksi virus Corona.
"Banyak gejala serupa influenza lainnya seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan yang sama, atau lebih umum, pada anak-anak yang dites negatif untuk SARS-CoV-2," tulis para peneliti dalam CMAJ (Jurnal Asosiasi Medis Kanada) edisi 24 November.
Penemuan ini menunjukkan bahwa kuesioner untuk penyaringan awal di sekolah atau tempat penitipan anak perlu merevisi pertanyaan. Lazimnya batuk dan pilek menjadi pertanyaan utama.
Adapun peneliti melakukan tes PCR kepada 2.400 anak di provinsi Alberta, Kanada, antara 13 April 2020 hingga 30 September 2020. Hasilnya, kehilangan bau atau rasa adalah gejala paling umum anak yang positif Covid-19.
Kemudian sakit perut lima kali lebih tinggi dan sakit kepala dua kali lebih tinggi. Para peneliti juga menemukan demam 68 persen lebih mungkin terjadi pada anak-anak dengan hasil tes positif.
Pada anak-anak, kombinasi kehilangan penciuman atau rasa dengan sakit kepala serta sakit perut, menghasilkan kemungkinan positif Covid-19 65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dan remaja tanpa gejala-gejala tersebut.
“Mengingat tingginya proporsi anak-anak dengan SARS-CoV-2 yang tetap tanpa gejala, tidak mungkin strategi penyaringan gejala apa pun akan mencegah setiap anak dengan infeksi SARS-CoV-2 untuk memasuki sekolah,” kata dokter spesialis penyakit anak kata Nisha Thampi di Rumah Sakit Anak Ontario Timur.
Oleh karena hal paling penting adalah menjaga protokol kesehatan, seperti menjaga jarak fisik, menjaga kebersihan tangan, dan menggunakan masker. Selain itu menambah ventilasi dalam ruangan juga menjadi kunci untuk mencegah penyebaran virus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Walkot Semarang Mbak Ita Bikin Lomba Masak Nasi Goreng, Hadiahnya dari Iuran PNS Bapenda
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
Advertisement
Advertisement