Advertisement
Angka Kematian Melonjak, AS Mulai Vaksinasi Covid-19 Massal
Jarum suntik. - Bloomberg
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Lebih dari 300.000 orang meninggal karena Covid-19 di Amerika Serikat pada saat vaksinasi dimulai kemarin menyusul angka kematian harian yang kian meningkat.
Vaksin Pfizer/BioNTech pertama dalam program vaksinasi massal AS diberikan tak lama setelah pukul 09.00 waktu setempat di Pusat Medis Yahudi Long Island di Queens, New York. Petugas medis di bagian gawat darurat Sandra Lindsay menjadi orang pertama yang tidak terdaftar dalam uji coba vaksin, menerima suntikan tersebut.
Advertisement
"Saya yakin ini adalah senjata yang akan mengakhiri perang," kata Gubernur New York Andrew Cuomo seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (15/12/2020).
Sementara itu, Presiden Donald Trump melalui akun Twitter mengucapkan selamat atas vaksinasi itu dengan mengatakan: “Vaksin pertama diberikan. Selamat USA! Selamat Dunia!"
Vaksinasi itu dilakukan saat rumah sakit AS memperingatkan akan adanya krisis kapasitas di unit perawatan intensif. Para ahli menggambarkan musim dingin ini sebagai waktu yang paling berbahaya, meskipun ada harapan yang dibawa oleh kemajuan vaksin baru-baru ini.
Vaksin itu diberikan kurang dari sebulan setelah negara itu kehilangan seperempat juta orang karena wabah tersebut.
Angka terbaru dari pusat sumber daya virus Corona Universitas Johns Hopkins menunjukkan lebih dari 300.000 kematian di AS dengan lebih dari 16 juta kasus.
AS memiliki jumlah kematian tertinggi akibat penyakit tersebut di dunia, diikuti oleh Brasil, India, dan Meksiko. AS termasuk di antara negara-negara maju yang paling terpukul dalam hal tingkat kematian. Secara global, ada lebih dari 69 juta kasus dan setidaknya 1,5 juta kematian.
Pada Minggu (13/12/2020), truk yang mengangkut koper berisi vaksin Covid-19 diluncurkan dari fasilitas manufaktur Pfizer di Kalamazoo, Michigan. Proyek distribusi vaksin itu merupakan yang terbesar dan paling kompleks di AS.
Meski vaksin Covid-19 diluncurkan dari pabrik Pfizer di AS, tetapi Trump mengatakan dia belum memakainya.
Pada saat kemajuan vaksin dirayakan di seluruh Amerika Serikat, muncul kekhawatiran keamanan dan kekhawatiran sentimen anti-vaksinasi yang mungkin menghambat peluncurannya.
Ada juga kekhawatiran atas peluncuran yang berpotensi memicu kekacauan di tingkat distrik. Pasalnya, dana federal tidak memadai selain vaksin itu tidak akan menjangkau semua orang sekalipun pada populasi awal yang terbatas.
AS, yang baru-baru ini melaporkan sekitar 2.200 kematian per hari, mencatat lebih dari 3.000 kematian dalam satu hari untuk pertama kalinya pada 9 Desember.
Kasus itu melonjak di AS sejak pertengahan Oktober menjadi lebih dari 200.000 sehari dan para ahli termasuk Anthony Fauci mengatakan lonjakan terburuk diperkirakan setelah perayaan Thanksgiving. Pemerintah juga telah mengeluarkan anjuran untuk tidak bepergian saat perayaan Natal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Selangor FC vs Persib Bandung: Preview dan Prediksi
- Sinopsis Film Die, My Love: Ketika Depresi Pasca Melahirkan
- YIA Resmi Jadi Embarkasi Haji DIY 2026
- Korban Tewas Akibat Serangan RSF di Sudan Capai 43 Orang
- Andong Malioboro Kini Terima Pembayaran QRIS
- Derbi Mataram: Van Gastel Waspadai Kebangkitan Persis
- Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Advertisement
Advertisement




