Advertisement
Mahfud Konfirmasi Soal Rizieq dan Kekosongan Sosok Pemimpin Islam Kata JK
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD saat memberikan keterangan pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (13/2/2020). - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Kemananan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengonfirmasi soal pernyataannya yang setuju dengan Jusuf Kalla terkait kekosongan pemimpin Islam.
Dalam cuitan di akun Twitter-nya, Mahfud menyampaikan dirinya setuju dengan Jusuf Kalla dalam konteks terjadi kekosongan pemimpin Islam yang berperan melakukan nahi munkar. Sebagai informasi, amar makruf nahi mungkar adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang berisi perintah menegakkan yang benar dan melarang yang salah.
Advertisement
"BERITA SALAH NARASI. Saya setuju dgn JK dalam konteks seperti terjadi kekosongan pemimpin Islam yang brperan melakukan nahi munkar. Seperti JK saya tak pernah mengatakan kekosongan pemimpin formal di Indonesia melainkan melemahnya peran 'nahi munkar' ormas dan parpol Islam," paparnya, Minggu (13/12/2020).
BERITA SALAH NARASI. Sy setuju dgn JK dlm konteks spt trjadi kekosongan pemimpin Islam yg brperan melakukan nahi munkar. Spt JK sy tak prnah mengatakan kekosongan pemimpin formal di Indonesia melainkan melemahnya peran 'nahi munkar' ormas dan parpol Islam https://t.co/ftzWwSlbax
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) December 13, 2020
Menurut Mahfud, ketika 4 tahun lalu pada 2016 terjadi aksi besar 411 (4 November) dan 212 (2 Desember) melalui program ILC TV One dirinya menyebutkan, umat yang ikut membanjiri demo itu bukan karena pengikut FPI atau Rizieq Shihab.
Namun, kelompok massa tersebut numpang protes melalui orang yang berani ber-nahi munkar atau melarang yang salah. Menurut Mahfud, hal itu terjadi karena saat itu tokoh-tokoh dan ormas Islam lebih banyak mengingatkan soal amar makruf atau menegakkan kebenaran.
Dua pekan lalu, Mahfud diwawancari oleh satu televisi tentang pernyataan Jusuf Kalla bahwa fenomena Rizieq Shihab disebabkan terjadi kekosongan pemimpin Islam.
"Maka saya jawab, di ILC dulu saya sudah bilang begitu. Jadi saya setuju dengan Pak JK, terjadi kekosongan peran tokoh dan organisasi Islam, bukan pemimpin formal," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Realisasi Investasi Gunungkidul Rp687 M, PMDN Dominan
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Mentrans Usulkan Revisi UU Transmigrasi, Ini Tujuannya
- Menhut Raja Juli Tegaskan Komitmen Indonesia Melindungi Hutan Tropis
- Starting XI Barito Putera vs PSS Sleman, Super Elja Lakukan Perubahan
- Kapolri Jenguk Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta
- Indonesia Targetkan Rp16 Triliun dari Perdagangan Karbon
- Tren Bergeser, Perajin Gerabah Kasongan Beralih Memproduksi Interior
- BNN Gerebek Kampung Bahari, Sita 89 Kilogram Sabu dan 7 Senpi
Advertisement
Advertisement



