Hati-Hati! Work From Home Picu Stres Berat, Ini Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Beberapa masyarakat mulai terbiasa dengan pola bekerja jarak jauh, tetapi Microsoft menilai kebiasaan tersebut perlu diwaspadai agar pekerja makin tangguh terhadap segala kemungkinan.
Business Group Lead, Modern Workplace, Microsoft Indonesia Wahjudi Purnama mengatakan saat ini waktu kerja dari setiap orang bertambah setidaknya hingga 3 jam dalam satu minggu.
Advertisement
“Hal ini juga membuat kolaborasi [kontribusi] seseorang di perusahaan setelah jam kerja juga meningkat sebesar 30 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu kerja makin lama selama kerja dari rumah,” ujarnya saat diskusi virtual bersama Bisnis.com (JIBI), Kamis (10/12/2020).
Berdasarkan data dari internal Microsoft menunjukkan bahwa waktu rapat pun turut beralih yang sebelumnya pekerja terbiasa di pukul 8—11 siang, kini mulai bergeser menjadi jam 3—6 sore.
Selain itu, terjadi juga peningkatan panggilan dari atasan seringkali sampai larut malam. Dia menyebutkan perusahaan melihat bahwa kegiatan komunikasi masih berlangsung sejak jam 6—12 malam dengan peningkatan hingga 52 persen.
“Bahkan 10 persen pekerja yang minim kolaborasi di akhir pekan, sekarang juga mulai kolaborasi karena persentasenya meningkat 3 kali lipat dalam satu bulan. Waktu rapat daring juga meningkat rata-rata 3 meeting per orang atau 10 persen dalam waktu satu minggu,” katanya.
Namun, dia melanjutkan bahwa walaupun jumlah pertemuan meningkat, durasi rapat pun bergeser menjadi lebih pendek, yakni pola durasi rapat 10—30 menit meningkat 20 persen, sedangkan meeting hingga 1 jam ke atas berkurang 11 persen.
Wahjudi pun melihat bahwa terdapat beberapa risiko yang bisa menghampiri pekerja dengan dihadapkan pada pola bekerja jarak jauh yang saat ini masih dijalankan, sehingga dia memberikan saran untuk menyesuaikan metode yang tepat agar muncul simbiosis mutualisme antara pekerja dan atasan.
“Pekerja berisiko alami burn out atau kondisi stres saat bekerja. Perusahaan disarankan untuk tetap membuat batas-batas komunikasi di luar jam kerja,” ujarnya.
Dia melanjutkan bahwa atasan perlu mewaspadai perkembangan karir karyawan selama bekerja jarak jauh, di mana perusahaan perlu mengkaji kembali cara mengukur kinerja pegawai, meskipun dari jarak jauh. Berdasarkan riset tersebut, pekerja dengan kepribadian tertutup atau introvert biasanya bekerja lebih baik di rumah, tetapi pekerja ekstrovert akan kesulitan mencapai kinerja maksimal.
“Perusahaan perlu menerapkan fleksibilitas dan empati. Riset menunjukkan, hampir setengah atau 47 persen orang yang bekerja dari rumah melaporkan gangguan teknis pekerjaan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Ichlinks Video Competition, Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda melalui Kompetisi Video
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
- Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
Advertisement
Advertisement