Advertisement
KPCDI Terima Laporan Banyak Pasien Kronis Meninggal karena RS Sibuk Tangani Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO — Ketua Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), Tony Samosir, mengatakan sejumlah pihak melaporkan kematian anggota keluarga mereka yang menderita penyakit kronis, salah satunya gagal ginjal, yang tidak tertolong karena sibuknya rumah sakit menangani pasien Covid-19.
Ia mengatakan laporan tersebut datang dari beberapa daerah di Indonesia, seperti di Jambi, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jakarta. Menurutnya laporan pasien cuci darah yang meninggal karena tak mendapat layanan kesehatan yang semestinya sudah menjadi catatan selama Pandemi berlangsung dalam 9 bulan ini. Laporan lain yang masuk adalah adanya pasien cuci darah yang tertular Covid-19 hingga akhirnya meninggal dunia.
Advertisement
“Aturan protokol kesehatan pasien komorbid yang tertular SARS CoV-2 tidak jelas. Pemerintah hanya mengatur yang sehat untuk karantina mandiri. Sedangkan yang punya penyakit penyerta bagaimana? Pasien cuci darah tidak bisa karantina mandiri. Mereka harus mendapatkan layanan cuci darah sesuai jadwal. Belum termasuk mereka yang harus dikurangi jadwalnya karena layanan terbatas akibat Covid-19,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, jaringan Harianjogja.com, Sabtu (21/11/2020).
Baca juga: 2 Hari, 8 Warga DIY Meninggal karena Corona! Kebanyakan Punya Penyakit Diabetes
Pengurangan layanan klinik hemodialisa sempat dilakukan oleh RS Kasih Ibu (RSKI) Solo pada September lalu. Hal itu dilakukan lantaran adanya salah seorang pasien cuci darah yang tertular Covid-19. Pihak RS harus melakukan tracing kontak guna menekan persebaran. Akibatnya, layanan cuci darah mengalami pengurangan.
Pembatasan Sepekan
“Banyaknya yang di-tracing dan menunggu hasil uji swab, membuat kami mengurangi layanan. Karena kami enggak tahu siapa yang sudah tertular atau sebaliknya. Otomatis kami harus membatasi jumlah pasien yang ditangani sampai hasilnya keluar,” terang Manajer Humas & Pemasaran RSKI Solo, dr Divan Fernandes, dihubungi Senin (23/11/2020).
Baca juga: Orang Tetap Akan Traveling di Akhir Tahun 2020 meski Pandemi Belum Berakhir
Pembatasan jumlah pasien tersebut, sambungnya, hanya berlangsung kurang dari sepekan. Namun, pihak RS menyediakan layanan cuci darah darurat 24 jam guna menangani pasien yang tiba-tiba kondisinya drop atau merasakan keluhan.
Divan menyebut hal itu juga dilakukan untuk melindungi pasien agar tidak tertular virus SARS CoV-2. Penderita gagal ginjal merupakan salah satu yang memiliki risiko perburukan jika terpapar Covid-19. Tata laksana khusus dibutuhkan guna menekan penularan.
“Mereka bakal parah banget jika terpapar Covid-19, makanya kami benar-benar menjaga. Mereka biasanya juga punya diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya. Jumlah pasien yang kami tangani sekitar 200an. Nah, layanan cuci darah darurat itu siap kapan saja jika ada pasien yang harus cuci darah saat itu juga. Petugas akan langsung datang dan melayani,” kata dia.
Divan mengatakan pasien cuci darah RSKI yang tertular Covid-19 itu akhirnya meninggal dunia. Namun, pihaknya tak bisa menjelaskan lebih rinci perihal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
- Profil M Qodari, Dari Pengamat Politik Jadi Kepala Staf Kepresidenan
- Afriansyah Noor, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Pilihan Prabowo
- Hujan Deras, Ojol Tetap Gelar Aksi Unjuk Rasa
Advertisement

Wabup Sleman Tuntut Keterlibatan Setiap OPD Turunkan Angka Kemiskinan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Korban Meninggal Kasus Kecelakaan Bus RS Bina Sehat di Bromo Bertambah
- Polisi Tetapkan 42 Tersangka Demo Rusuh di Bandung
- Konservasi Ikan Belida, Kilang Pertamina Selamatkan Identitas Sungai Musi
- Catat Lokasi dan Waktu Demo Ojol 17 September 2025
- Polisi Hanya Jerat Pasal Penculikan Terkait Kematian Kacab Bank di Jakarta
- Memanas! China Tahan Kapal Filipina di Beting Scarborough
- Kementerian Raja Juli Peroleh Rp6,04 Triliun
Advertisement
Advertisement