Advertisement
Inggris Akhirnya Lockdown Lagi Menyusul Lonjakan Kasus Covid-19
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson ketika memberikan keterangan di luar kantornya di 10 Downing Street di London, Inggris, Senin (27/4/2020). - Bloomberg/Simon Dawson
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kasus Virus Covid-19 di Inggris melonjak lagi. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberlakukan lockdown parsial selama empat pekan menyikapi perkembangan dituasi yang mengancam sistem kesehatan di negara tersebut.
Selama beberapa minggu sebelumnya, PM Johnson berupaya bertahan untuk tidak memberlakukan pembatasan dengan alasan mempertahankan perekonomian di Inggris.
Advertisement
Dalam konferensi pers pada Sabtu (31/10/2020), Johnson mengatakan semua toko kecuali toko-toko kebutuhan pokok di Inggris akan ditutup mulai Kamis pekan depan, begitu pula dengan pusat kebugaran, bar, dan restoran.
Baca juga: Menteri Jokowi Dikabarkan Positif Covid-19, Epidemiolog Sentil Keterbukaan Informasi
Di bawah batasan baru ini toko-toko non-esensial, tempat rekreasi, dan hiburan akan tutup. Semua bar dan restoran akan tutup, namun masih mengijinkan layanan pesan antar dan pengiriman.
Sementara itu, sekolah dan perguruan tinggi akan tetap buka. Selain itu, orang hanya boleh meninggalkan rumah untuk bekerja, berolahraga, alasan medis, keadaan darurat, dan berbelanja makanan.
Selain itu, perjalanan nonbisnis, baik di dalam Inggris maupun internasional, akan dilarang.
Untuk mengimbangi tekanan terhadap ekonomi, pemerintah mengumumkan paket stimulus baru yang memperpanjang bantuan kepada pekerja yang dirumahkan sebanyak 80 persen dari gaji mereka.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak berulang kali mengatakan bahwa stimulus akan berakhir akhir pekan ini.
“Kami tahu efek dari pembatasan ini serta kerusakan yang ditimbulkannya, dampaknya pada pekerjaan dan mata pencaharian serta kesehatan mental masyarakat. Tetapi kita harus bijak dalam menghadapi alam,” ungkap Johnson, seperti dikutip Bloomberg.
Baca juga: Pakar Imunisasi: Bikin Vaksin Covid-19 Bukan Seperti Pisang Goreng
Selama beberaoa pekan, Johnson terus mendapat tekanan dari kepala penasihat medis dan ilmiahnya, yang sebelumnya telah memberi tahu para menteri bahwa rumah sakit Inggris, termasuk fasilitas darurat yang dibangun selama puncak pertama pandemi, akan kehabisan kapasitas pada awal Desember.
Berdasarkan data worldometers.info, jumlah kasus virus corona di Inggris mencapai 1,01 juta kasus hingga Sabtu (31/10), dengan jumlah kasus baru dalam 24 jam terakhir mencapai 21.915.
Sementara itu, korban meninggal dunia bertambah 326 pada hari Sabtu, sehingga jumlah korban meninggal akibat pandemi ini di Inggris mencapai 46.555 jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com/Bloomberg
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
- KPK Tegaskan Perceraian Ridwan Kamil Tak Ganggu Kasus Bank BJB
- Baku Tembak di TN Komodo, Tim Gabungan Hadang Pemburu Liar
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
Advertisement
Operasional Lima SPPG di Kulonprogo Dihentikan Sementara
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Kulonprogo Apresiasi Atlet Berprestasi PORDA XVII 2025
- Iko Uwais Ungkap Inspirasi Film Laga Timur
- Pulau Tidung Jadi Pilihan Favorit Liburan Akhir Tahun Dekat Jakarta
- Pensiun Massal, 93 Sekolah di Sleman Dipimpin Plt Kepala Sekolah
- Endah Subekti Kembali Pimpin DPC PDIP Gunungkidul
- DPRD Nilai Disiplin Wilayah Kunci Atasi Sampah Kota Jogja
- Fapet UGM Ajarkan Budi Daya Maggot untuk Olah Sampah Organik
Advertisement
Advertisement




