Advertisement
Waspada, Gelombang Kedua Corona Datang Saat Musim Dingin

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Gelombang kedua pandemi Covid-19 kembali muncul, setelah negara-negara di Eropa dan Amerika mencatatkan penurunan prevalensi kasus baru virus corona dalam beberapa bulan terakhir.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (29/10/2020), pemerintah negara-negara Eropa kembali harus mengetatkan ikat pinggang seiring dengan gelombang kedua pandemi Covid-19. Sementara di tengah kedatangan musim dingin dan gelombang kedua pandemi, Amerika Serikat pun masih harus menghadapi persiapan Pemilihan Presiden pada November mendatang.
Advertisement
BACA JUGA: 100 Wisatawan di Tebing Breksi Ikut Rapid Test, 3 Orang Reaktif
Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan sudah memperingatkan adanya potensi 400.000 kerusakan fatal yang bisa terjadi dalam beberapa bulan ke depan jika pandemi ini tak tertangani dengan baik. Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan untuk menghadapi gelombang kedua, pemerintah Jerman akan sangat banyak menuntut kerja sama proaktif dari masyarakat Jerman.
Sejumlah 27 negara yang tergabung dalam Uni Eropa, pangsa pasar tunggal di dunia ini terpaksa menunda pertemuan mereka membahas krisis dunia akibat pandemi ini. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga berada dalam tekanan tatkala harus mengumumkan adanya lockdown. Menurut para ilmuwan Inggris, saat ini Britania Raya sudah memasuki fase kritis tahap pertama.
Kenaikan angka infeksi di Amerika Serikat juga menambah ketegangan dalam masa kampanye Pilpres antara Donald Trump dan Joe Biden yang menuju pemungutan suara dalam beberapa hari ke depan.
Anthony Fauci, salah satu pakar epidemi di Amerika Serikat menyatakan, jika di tengah dinamika politik kampanye mengenakan masker bisa menjadi fokus utama maka ada sekitar 130,000 jiwa yang bisa bertahan hidup.
Para politisi kini sedang berharap dan bergantung pada perencanaan vaksin yang efektif yang akan menolong banyak jiwa. Meski begitu geliat pasar di Amerika dan Eropa kemarin menunjukkan para investor masih mengukur implikasi gelombang kedua terhadap perekonomian.
Dengan harapan bahwa dunia akan kembali seperti semula sebelum musim dingin maka pemerintah, investor, dan masyarakat harus menghadapi dulu potensi kenaikan infeksi dan penerapan lockdown dengan cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement