Advertisement
Pejabat RI Ramai-ramai Kecam Sikap Presiden Prancis

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sejumlah pejabat negara di Indonesia mengecam sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait pernyataannya yang dinilai menghina umat Islam dunia.
Macron mengeluarkan pernyataan keras menyasar agama Islam setelah seorang guru Bahasa Prancis Samuel Pary ditemukan tewas pada 16 Oktober di dekat sekolah.
Advertisement
Peristiwa itu terjadi setelah dia diketahui mempertontonkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW yang diterbitkan majalah Charlie Hebdo, majalah kontroversial asal Prancis.
Setelah itu, Macron memutuskan untuk menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad yang makin menyulut kecaman dari sejumlah negara termasuk Indonesia.
Pertanyataan yang paling dianggap menyakiti umat muslim saat dia menyebut Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.
Selain Turki, sejumlah negara lain ikut memberikan kecaman terhadap pernyataan itu, termasuk negara Timur Tengah semisal Qatar, Arab Saudi, Iran hingga Pakistan.
Indonesia juga turut menyampaikan kecaman atas komentar itu. Beberapa pejabat secara terbuka mengkritik pemimpin negara sekuler itu. Siapa saja?
1. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh Macron dan Charlie Hebdo. Kecaman itu disampaikan melalui akun Twitter @Kemlu_RI pada 28 Oktober.
“Indonesia kecam pernyataan Presiden yang menghina agama Islam. Indonesia condemns the statements made by President Emmanuel Macron of France that insults Islam,” tulis pernyataan itu singkat.
Tak ada pernyataan tambahan dari Menlu termasuk usai pernyataan itu. Namun, Juru Bicara Menlu Teuku Faizasyah pada awal pekan ini sempat mengatakan bahwa pihaknya sempat meminta laporan komprehensif dari KBRI terkait ucapan Macron.
2. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD
Mahfud MD tak tinggal diam usai agama yang dianutnya dan mayoritas dianut masyarakat Indonesia itu dihina. Melalui akun Twitternya, Mahfud juga menentang keras ucapan yang ditujukan Macron kepada Muslim dunia.
Dia meminta agar otoritas terkait memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia untuk menyampaikan kritis pedas dari Indonesia. Bahkan, dia menyebut Macron mengalami krisis gagal paham.
“Panggil Dubes Prancis, RI Kecam Presiden Macron soal karikatur Nabi Muhammad: Macron harus tahu bhw agama Islam adalah agama rahmah.”
“Tapi pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina. Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham,” tulisnya.
Adapun, Kemenlu telah memanggil Dubes Prancis untuk Indonesia Oliver Chambard untuk menyampaikan sikap resmi pemerintah Indonesia.
Panggil Dubes Prancis, RI Kecam Presiden Macron Soal Karikatur Nabi Muhammad: MACRON hrs tahu bhw agama Islam adl agama rahmah, tp pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina. Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham. ?? https://t.co/A7trB6CNPb
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) October 28, 2020
3. Menteri Agama Fachrul Razi
Sehari setelah pernyataan dua menteri tersebut, Menag Fachrul Razi turut mengecam pernyataan Macron. Dia bahkan menyebut bahkan kebebasan berpendapat tetap memiliki batas-batas tertentu termasuk perihal agama.
Dia menilai setiap umat beragama harus menghormati simbol agama yang dianggap suci oleh pemeluk agama lain termasuk terkait pemahaman visualisasi Nabi Muhammad SAW.
“Kebebasan berpendapat atau berekspresi tidak boleh dilakukan melampaui batas atau kebablasan sehingga mencederai kehormatan, kesucian, dan kesakralan nilai dan simbol agama apapun,” katanya.
“Keagungan Islam tidak bisa ditegakkan dengan melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Tunjukkan sikap tegas dengan tetap menjunjung tinggi watak umat beragama yang menolak tindak kekerasan,” tambahnya.
Pertanyaan tersebut sejatinya tidak hanya disampaikan oleh pejabat negara. Sejumlah ormas Islam mengutuk keras aksi tersebut, seperti Majelis Ulama Indonesia, sejumlah politisi seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Basarah hingga tokoh agama dan pengusaha Ustaz Yusuf Mansur.
Saya mengikuti perkembangan berita ttg kontroversi Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari aspek apapun, sikap Macron tetap tidak bisa dibenarkan.
— Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (@AgusYudhoyono) October 29, 2020
Dari berbagai negara, Turki paling keras mengutuk ucapan Presiden termuda dalam sejarah Prancis itu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan menyebut Macron seharusnya dapat melakukan pemeriksaan mental.
Mengetahui hal itu, Macron yang mengagungkan kebebasan berpendapat malah tak terima ucapan tersebut. Membalas ucapan itu, Majalah Charlie Hebdo akhirnya turut menerbitkan karikatur tak senonoh Erdogan. Namun pemimpin Turki itu tak ingin menanggapi penerbitan kartun tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kepala Desa di Garut Gondol Dana Desa Rp700 Juta, Langsung Ditahan Kejaksaan
- Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook, Perwakilan google Penuhi Panggilan Penyidik Kejagung
- Polisi tangkap Seorang Artis Sinetron Terkait Kasus Pemerasan
- Gunung Semeru Kembali Meletus, Tinggi Letusan 1 Kilometer
- Pembubaran Kegiatan Ibadah dan Perusakan Rumah Retret di Sukabumi, Kemenag Siapkan Regulasi Rumah Doa
Advertisement
Pedagang Eks TKP ABA Keluhkan Pengunjung Sepi, Wali Kota Jogja Bakal Gelar Sejumlah Event
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Buntut Putusan MK Soal Pemilu dan Pilkada, DPR Bantah Ada Perdebatan
- Serapan Anggaran Makan Bergizi Gratis Hanya 7 Persen, Ini Alasan Badan Gizi Nasional
- Pemerintah Akan Gunakan Teknologi AI untuk Pemetaan Potensi Siswa Sekolah Rakyat
- Lawatan Presiden Prabowo ke Arab Saudi untuk Bahas Kampung Haji hingga Konflik Timur Tengah
- Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
- Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Kepulauan Tokara Jepang
- Bahas Isu Jual-Beli Pulau Bersama Komisi II DPR RI, Menteri ATR/Kepala BPN Tegaskan Tanah di Indonesia Tidak Bisa Dimiliki Asing
Advertisement
Advertisement