Advertisement
Cegah Covid-19, Wali Kota Magelang Ajak Warga Mulai Gerakan Nontunai

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG – Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito mengajak masyarakat untuk memulai gerakan nontunai sebagai sistem pembayaran. Upaya ini dilakukan salah satunya sebagai cara mencegah penyebaran Covid-19.
“Dengan pembayaran nontunai, kita tidak perlu membawa lembaran uang yang banyak. Saya minta ke pedagang di pasar untuk memberikan pemahaman ke konsumen agar membiasakan diri pembayaran nontunai,” terangnya, dalam kegiatan peluncuran retribusi elektronik (e-retribusi) bagi pedagang Pasar Kebonpolo, Magelang Utara, Kota Magelang, Senin (26/10/2020).
Advertisement
Sigit menilai mau tidak mau, di era maju dan serba teknologi ini sudah menuju ke pembayaran nontunai. Gerakan nontunai sudah dimulai sejak tahun 2014 dan di Magelang dilakukan secara bertahap. Penerapan e-retribusi sudah dimulai di Pasar Cacaban pada 2019 lalu. Kami lakukan bertahap, karena memang tidak semua bisa menerima penerapan ini,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Sigit juga terus mengingatkan pada pedagang maupun warga yang ada di pasar untuk terus menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak. Dengan upaya ini, diharapkan bisa menekan penyebaran virus Covid-19 agar pandemi ini segera berakhir.
Baca Juga: Covid-19 Diramalkan Bakal jadi Endemik, Ini Jenis Lainnya di Indonesia
Sigit pun mencoba mengoperasikan alat bernama MPos yang digunakan untuk menarik retribusi ke pedagang. Didampingi petugas, Sigit menerima pembayaran retribusi dari pedagang dengan cara menempelkan kartu ke mesin MPos dan memberikan bukti pembayarannya.
Kepala Disperindag Kota Magelang, Catur Budi Fajar Sumarmo menjelaskan penerapan E-Retribusi ini dalam rangka ikut menyukseskan gerakan pembayaran nontunai. Termasuk memudahkan administrasi dan mengoptimalkan penerimaan retribusi.
E-Retribusi di Kota Magelang pertama kali diterapkan di Pasar Cacaban pada Mei 2019 lalu dengan 110 kartu dan tiap pedagang mendapat top up Rp10.000/kartu. Penerapan di Pasar Kebonpolo ini untuk 333 kartu dan top up Rp5.000/kartu.
"Dengan e-retribusi ini mengedepankan transparansi. Diharap penarikan retribusi lebih maksimal dan memudahkan petugas saat menariknya dari pedagang,” katanya.
Baca Juga: Cara Menangkal Covid-19 di Musim Hujan
Penerapan e-retribusi ini merupakan hasil kerja bareng dengan Bank Jateng dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Bank Jateng memfasilitasi alat MPos, cetak retribusi, NRC, dan top up saldo.
Kepala UPT Pasar Kebonpolo, Teguh Karyawan menambahkan total pedagang ada 333 pedagang. Terdiri dari pedagang yang di kios, los, maupun plataran. Hasil retribusi pedagang setiap hari sekitar Rp500.000-Rp550.000.
"Retribusi berbeda-beda untuk kios, los, maupun plataran. Selama dua bulan April-Mei kami bebaskan retribusinya, karena pandemi. Sekarang sudah normal lagi, tapi pendapatan berkurang sedikit,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- DPR Soroti Asesmen Awal Program Sekolah Rakyat Kemensos
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
- Politik Jepang, Takaichi Incar Posisi Perdana Menteri
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
Advertisement

Jadi Tersangka Kasus TKD, Mantan Lurah Srimulyo Mengajukan Praperadilan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pengamat Kritisi Kasus Pagar Laut Bekasi yang Hanya Berhenti di Tersangka
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Putus Jaringan Komunikasi, Militer Israel Semakin Brutal Serang Gaza
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
Advertisement
Advertisement