Advertisement
Desa Dilewati Proyek Tol Jogja-Solo Mulai Disisir untuk Selamatkan Cagar Budaya
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN – Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten dan komunitas pelestari cagar budaya Klaten Heritage Community (KHC) menyisir desa-desa dilewati Tol Solo-Jogja yang memiliki objek yang diduga cagar budaya (OYDCB).
Penyisiran OYDCB dimulai pada Kamis (24/9/2020) diawali dari jalur Tol Solo-Jogja wilayah Kecamatan Polanharjo sampai ke Kecamatan Prambanan, Klaten. Diketahui, Tol Solo-Jogja rencananya melintasi 50 desa di 11 kecamatan di Klaten.
Advertisement
Kabid Kebudayaan Disparbudpora Klaten, Yuli Budi Susilowati, menjelaskan penyisiran dilakukan setelah ada peta kepastian lokasi yang bakal dilewati jalan tol. Rencananya penyisiran dilakukan hingga Senin (5/10/2020).
BACA JUGA : Sultan Pastikan Tanah untuk Tol Jogja-Solo Dilepas Tahun Ini
“Kebetulan kami mencari data dulu untuk peta dan sebaran situsnya. Saat ini kami sudah punya data dan kami seleksi lagi desa-desa mana yang memiliki potensi OYDCB,” kata dia saat dimintai konfirmasi Solopos.com, Jumat (25/9/2020).
Hasil penyisiran itu bakal diserahkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah (Jateng) serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Solo-Jogja sebagai bahan kajian untuk menyelamatkan OYDCB sebelum proyek dimulai.
Susi mengatakan dari informasi awal yang diterima Disparbudpora Klaten, ada dua lokasi temuan potensi cagar budaya. Potensi pertama yakni yoni di tengah lahan persawahan Desa Keprabon, Polanharjo.
Peninggalan Era Mataram Kuno
Lokasi lain yakni situs Wonoboyo, Jogonalan, Klaten, yang pernah ditemukan perhiasan peninggalan Mataram Kuno. Dari dua lokasi itu, Susi memastikan yoni pada lahan pertanian Desa Keprabon berada pada jalur tol.
BACA JUGA : Warga Terdampak Tol Jogja-Solo Minta Kepastian
“Untuk di situs Wonoboyo penyisiran kami belum sampai ke wilayah tersebut. Jadi kami belum bisa memastikan apakah yang benar-benar dilewati itu kawasan situsnya atau yang lain,” jelas dia.
Terkait yoni di Keprabon yang terancam proyek tol, Susi mengatakan sudah berkoordinasi dengan camat setempat. Dari hasil koordinasi itu, Yoni dipindahkan ke tanah kas desa setempat yang tak dilewati jalan tol.
“Itu sudah dikomunikasikan ke desa dan disanggupi. Perkara nanti ada survei lebih lanjut, kami koordinasikan dengan BPCB dan Balai Arkelogi,” jelas dia.
KHC melayangkan surat ke Disparbudpora Klaten. Dalam surat itu, KHC meminta Disparbudpora bisa menyampaikan ke BPCB Jateng dan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk melakukan kajian dan penelitian lebih seksama terkait OYDCB berupa yoni di Keprabon. OYDCB itu jelas-jelas berada pada jalur tol.
BACA JUGA : Warga Terdampak Tol Jogja-Solo Minta Kepastian
KHC menilai kajian dan penelitian lebih seksama itu perlu dilakukan karena sangat dimungkinkan kawasan di sekitar yoni masih memiliki peninggalan arkeologi lain yang masih terpendam.
Pasalnya, KHC menyatakan berdasarkan fakta di lapangan jika area di sekitar lokasi yoni berupa persawahan subur dengan tanah yang gembur. “Secara logika apabila terdapat batu Yoni seberat hampir 1 ton, tentu batu Yoni akan amblas ke dalam tanah. Tetapi dalam temuan di lapangan, batu Yoni seberat hampir satu ton itu masih ada di permukaan,” tulis perwakilan KHC dalam surat tersebut.
Selain itu, pada sisi kanan dan kiri Yoni terdapat gundukan tanah yang terdapat tumpukan batu bata merah berukuran besar serta ribuan batu bolder. “Intinya, yoni bisa digeser apabila sudah diteliti dan dipastikan tidak ditemukan struktur yang masih terpendam,” kata salah satu pegiat KHC, Hari Wahyudi.
Sebelumnya, BPCB Jateng juga melakukan penyisiran OYDCB yang dimungkinkan berada pada sepanjang trase tol Solo-Jogja di wilayah Klaten. Salah satu Staf PPK tol Solo-Jogja, Christian Nugroho, mengatakan masih menunggu keluarnya rekomendasi dari BPCB terkait potensi cagar budaya disepanjang jalur tol.
BACA JUGA : Warga Terdampak Tol Jogja-Solo Minta Penilaian Tanah
“Apa pun rekomendasinya kami akan ikuti karena cagar budaya memang harus dilindungi,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement