Advertisement
Tak Banyak Pemuda Ngopi di Cafe, Penjualan Arabika Anjlok
Advertisement
Bisnis.com, JAKARTA —Kopi varietas Arabika di bursa berjangka merosot. Hal itu disebabkan para pelanggan yang masih enggan ke café.
Sementara itu kopi varietas robusta mengalami nasib yang sedikit lebih baik.
Advertisement
Seperti dilansir dari Bloomberg, stok kopi mencapai level yang sangat tinggi hingga membuat gudang-gudang penyimpanan di Brasil yang merupakan negara produsen dan eksportir kopi terbesar di dunia dilaporkan penuh.
Bahkan, pemberitaan sebelumnya menyebutkan truk-truk di surga kopi tersebut harus menunggu berhari-hari untuk melakukan bongkar muat di tengah penurunan permintaan terbesar yang pernah terjadi.
Hal tersebut kemudian menyeret kopi ke penurunan mingguan terburuknya. Sebagai gambaran, harga kopi di bursa New York, yang merupakan acuan harga global jatuh 14 persen minggu ini.
Persediaan kopi kian menumpuk karena permintaan yang terus lemah. Kopi Arabika adalah jenis kopi yang lebih halus yang disukai oleh perusahaan di bidang café seperti Starbucks Corp.
Permintaan akan kopi Arabika yang lesu disebabkan konsumen masih enggan untuk kembali ke kafe dan restoran sehingga konsumsi biji kopi premium turun tajam. Sebaliknya, kopi Robusta yang banyak digunakan dalam kopi instan dan rumahan memiliki kinerja yang sedikit lebih baik.
Di bursa berjangka London, harga kopi Robusta hanya turun kurang dari 2 persen tahun ini, sedangkan di saat yang sama Arabika anjlok 12 persen.
Kejatuhan harga kopi Arabika terjadi setelah kenaikan harga yang dialami tiga bulan sebelumnya. Cuaca kering di Brasil yang memicu kekhawatiran atas panen berikutnya, meskipun akhirnya sejak itu hujan turun dan mengurangi ancaman itu.
"Harga jatuh ini karena ramalan cuaca soal hujan di beberapa daerah utama yakni di Amerika Selatan yang akan meningkatkan hasil panen,” kata Caroline Bain, Kepala Ekonom Komoditas di Capital Economics di London, seperti dikutip Bisnis, Minggu (20/9/2020)
Sementara itu, sejumlah pengiriman langka biji kopi Brasil ke gudang yang disetujui oleh ICE Futures AS bmenandakan bahwa pemasok di negara itu masih memegang sebagian besar hasil panen tahun 2020.
Pada penutupan perdagangan Jumat (18/9/2020), kontrak berjangka Arabika untuk pengiriman Desember turun 3,8 persen menjadi US$1,13 per pound di bursa New York. Harga turun untuk hari kelima berturut-turut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
- Nathan Tjoe Aon Gabung Lagi, STY Yakin Kejutkan Korsel Jumat Dini Hari
- Lobi Erick Thohir Jempol, SC Heerenveen Lepas Nathan Tjoe hingga Akhir Turnamen
- Kecelakaan di Jalan Solo-Jogja Delanggu Klaten, Pemotor asal Magetan Meninggal
- Prediksi Susunan Pemain Persik Kediri Vs PSS, Misi Sleman Hindari Degradasi
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Rabu 24 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mensos Risma Janjikan Pemasangan Alarm Bahaya Bencana di Kawasan Semeru
- Kemenlu RI Pastikan Tak Ada WNI Terdampak Gempa Magnitudo 5,5 Taiwan
- PDIP Gabung Pemerintah atau Oposisi Akan Ditentukan di Rakernas
- Dataran Tinggi Dieng Diajukan sebagai Geopark Nasional
- Jokowi dan Gibran Bukan Bagian dari PDIP, Komarudin Watubun: Orang Sudah di Sebelah Sana
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Presiden: Ini Penting bagi Pemerintah
- Lima Polisi Terlibat Kasus Narkoba, Kompolnas: Atasan Langsung Juga Harus Diperiksa
Advertisement
Advertisement