Advertisement
Penumpang Kereta Api Bakal Dapat Subsidi Biaya Rapid Test
Penumpang kereta api Tawang Jaya Lebaran tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (8/6/2019). Pada H3 Lebaran 2019, arus balik pemudik yang tiba di Stasiun Pasar Senen mulai mengalami peningkatan. - ANTARA FOTO/Reno Esnir
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana untuk memberikan subsidi biaya rapid test bagi penumpang kereta api untuk semakin meningkatkan animo masyarakat.
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri memaparkan pada masa PSBB Maret sampai September 2020, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah menambahkan jadwal perjalanan pada Agustus 2020 tetapi jumlah penumpang masih belum terlalu signifikan bertambah.
Advertisement
BACA JUGA : Seberapa Akurat Rapid Test Mendeteksi Virus Corona
Jumlah penumpang masih tetap berada di kisaran 60.000 orang, sehingga okupansi tidak melebihi 47 persen. Artinya penambahan jumlah perjalanan tidak bisa meningkatkan jumlah penumpang.
"Ini masih terus kita diskusikan dengan operator. Termasuk ada pemberian subsidi rapid test untuk penumpang KA sebagai salah satu upaya memberikan kepercayaan masyarakat," ujarnya, Kamis (17/9/2020).
Menurutnya, dukungan pemerintah kepada KAI selaku operator masih diperlukan terlebih akibat pandemi saat ini supaya tetap bisa menjaga keberlangsungan usahanya. Terlebih, konsep kereta api di perkotaan atau antar kota memang dilakukan dengan subsidi.
Tak hanya itu, dalam pembahasan bersama dengan operator juga muncul wacana supaya bisa memberikan subsidi rapid tes bagi penumpang.
Di sisi lain, kondisi berbeda dilakukan untuk KRL Jabodetabek yang sengaja melakukan pembatasan penumpang.
BACA JUGA : Tarif Rapid Test Maksimal Rp150.000, Ini Respons
Saat ini pergerakan penumpang KRL cenderung stabil sebanyak 400.000 orang per hari. Selebihnya memang terjadi pergeseran ke moda lain seperti motor, kendaraan pribadi atau bus.
"Kalau kita lihat okupansi hariannya ini memang masih rendah, kurang dari 30 persen. Sementara kita punya kapasitas cukup besar. Masalah di KRL sebenarnya hanya di penumpukan saat jam sibuk," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- ASEAN Tegaskan Tak Akan Kirim Pengamat ke Pemilu Myanmar
- MK Tolak Uji Materi Aturan Batas Usia Pemuda Jadi 40 Tahun
- Proses Dekontaminasi Radioaktif 22 Pabrik di Cikande Selesai
- Imbas Shutdown, Dana Perumahan Militer AS Dialihkan untuk Gaji Tentara
- Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
Advertisement
Ini Peta Kerawanan Potensi Bencana Hidrometeorologi di Gunungkidul
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Anton Fase Pulih dari Cedera, Berpotensi Perkuat PSIM Jogja vs Persik
- Jumlah Penerima MBG Sentuh Angka 40 Juta di Akhir Oktober 2025
- Droping Air Bersih di Gunungkidul Dihentikan
- Masyarakat Diimbau Tak Tergiur Tawaran Lowongan Kerja di Medsos
- KPK Sita Mata Uang Asing di Korupsi Kuota Haji Era Menag Yaqut
- Penentuan UMK 2026, Survei KHL Sleman Hanya Dilakukan Semester II
- Rusia Sambut Baik Bergabungnya Timor Leste ke ASEAN
Advertisement
Advertisement



