Advertisement
Serangan Siber Menyasar Media di Tanah Air Diperkirakan Akan Meningkat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Lembaga Siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) memprediksi serangan siber ke berbagai media tanah air akan terus meningkat seperti terjadi di luar negeri.
Chairman lembaga riset siber CISSReC, Pratama Persadha mengatakan Tempo.co dan Tirto.id menjadi dua media korban peretasan beberapa saat lalu. Menurutnya, peretasan yang terjadi pada tempo merupakan praktek deface, sedangkan pada Tirto lebih dalam lagi.
Advertisement
Kemungkinan peretas sudah berhasil masuk, bahkan kemungkinan sebagai super admin, ke sistem Tirto.id. Buktinya, jelas dia, beberapa artikel pemberitaan hilang menurut pengakuan redaksi Tirto.id.
BACA JUGA : Ulah Pelaku Disebut seperti Maling, Kasus Peretasan Situs
“Baik deface maupun memodifikasi isi portal berita, keduanya sudah masuk dalam ranah pelanggaran UU ITE pasal 30 dan juga 32. Intinya pelaku melakukan akses secra ilegal bahkan memodifikasi,” terangnya dalam keterangannya, Rabu (26/8/2020).
Deface pada website merupakan peretasan ke sebuah website dan mengubah tampilannya, dalam kasus tempo halaman webnya diubah dengan poster hoaks.
Menurutnya, dari deface peretas bisa saja masuk lebih dalam dan melakukan berbagai aksi, misalnya modifikasi data, berita yang diubah, dihapus atau ada membuat berita tanpa sepengatahuan pengelola, seperti yang dialami Tirto.id.
“Ada berbagai tujuan dari seseorang maupun sekelompok melakukan deface. Aksi deface website sering dilakukan untuk menunjukkan keamanan website yang lemah. Tapi juga bisa sebagai kegiatan hacktivist, deface website untuk tujuan propaganda politik. Biasanya upaya tersebut dilakukan dengan menyelipkan pesan provokatif pada website korbannya,” terangnya.
Pratama menambahkan ada tujuan lain misalnya untuk melakukan perkenalan tim hacking-nya maupun sebagai salah satu kontes dari berbagai forum.
“Pada dasarnya, deface website maupun serangan lainnya bisa terjadi pada website yang memiliki celah keamanan. Misalnya credential login yang lemah, kebanyakan orang menggunakan username dan password sederhana agar mudah diingat. Bahkan, menggunakan satu password untuk beberapa akun. Hal ini yang paling sering terjadi, apalagi jika peretasan menggunakan teknik brute force,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Produksi Padi Meningkat, Bantul Optimistis Swasembada Beras
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Filipina, Jepang dan AS Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan
- Menteri PU Cek Bangunan DPRD Kediri Dibakar Massa
- Distribusi Beras SPHP Sudah Mencapai 400 Ribu Ton
- Kunjungi Sekolah Rakyat Tabanan, Menteri BPLH Kagumi Pendidikan Pelestarian Lingkungan
- Pejabat Malaysia Terima Ancaman Lewat Surel
- Sushila Karki Jadi Perdana Menteri Nepal, China Ucapkan Selamat
- Gempa Magnitudo 3,1 Guncang Cilacap Dini Hari Ini
Advertisement
Advertisement