Advertisement
Ratusan Wanita Hilang selama Pemberlakuan Lockdown di Peru

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ratusan wanita dan anak perempuan dilaporkan hilang dan dikhawatirkan tewas di Peru sejak penguncian (lockdown) diberlakukan untuk mengekang penyebaran Virus Corona baru. Dari 16 Maret hingga 30 Juni, sebanyak 915 orang yang terdiri dari 606 wanita dan 309 remaja putri, dilaporkan hilang, menurut pihak berwenang.
Pekan lalu, Kementerian Wanita Peru mengatakan 1.200 wanita dan anak perempuan dilaporkan hilang selama pandemi. Angka itu cukup tinggi termasuk bulan Juli. "Angka-angka ini sangat mengkhawatirkan," kata Isabel Ortiz, seorang pejabat tinggi hak-hak perempuan seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (6/8/2020).
Advertisement
BACA JUGA : Pemkot: Tak Ada Kampung yang Lockdown di Kota Jogja
Dia mengatakan mengatehui jumlah wanita dan anak perempuan yang hilang, tetapi tidak memiliki informasi terperinci tentang berapa banyak yang telah ditemukan, katanya. Dia juga mengaku tidak memiliki catatan yang layak dan mutakhir.
Negara di pegunungan Andes yang dihuni 33 juta orang itu telah lama mengalami masalah kekerasan dalam rumah tangga, tetapi tindakan kurungan rumah karena pandemi telah memperburuk situasi, kata Eliana Revollar, yang memimpin Kantor Hak Perempuan di kantor Ombudsman Nasional, sebuah badan independen.
Peru adalah salah satu negara Amerika Latin yang paling parah terkena Virus Corona, dengan lebih dari 430.000 kasus Covid-19 kasus dan 20.000 kematian. Petugas rumah sakit berjuang untuk mengatasi meningkatnya jumlah pasien dan petugas kesehatan telah memprotes kurangnya alat pelindung diri (APD).
BACA JUGA : Warga Jogja Ramai-Ramai "Lockdown" Kampung, Begini
Sebelum Covid-19, lima wanita dilaporkan hilang di Peru setiap hari, tetapi sejak penguncian, jumlah itu melonjak menjadi delapan orang sehari. Kementerian Perempuan menyatakan pemerintah sedang bekerja untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan dan telah meningkatkan pendanaan tahun ini untuk program pencegahan kekerasan berbasis gender.
Sejumlah negara telah melaporkan peningkatan kekerasan dalam rumah tangga di bawah penguncian Virus Corona sehingga mendorong PBB untuk menyerukan pentingnya tindakan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement