Advertisement

Pakar Tuding Pembukaan Sektor Ekonomi Gegabah Berakibat Penambahan Kasus Corona Lebih dari 1.000 Per Hari

Nyoman Ary Wahyudi
Minggu, 21 Juni 2020 - 16:07 WIB
Nina Atmasari
Pakar Tuding Pembukaan Sektor Ekonomi Gegabah Berakibat Penambahan Kasus Corona Lebih dari 1.000 Per Hari Petugas laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta tengah membongkar, memeriksa dan mendata sampel swab Covid-19 yang dikirim oleh berbagai rumah sakit di DIY-Jateng, Senin (13/4/2020), di laboratorium BBTKLPP di Jalan Imogiri Timur, Banguntapan, Bantul. - JIBI/Bhekti Suryani.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Dalam sepekan terakhir peningkatan kasus Covid-19 di tanah air mencapai seribu kasus per hari. Sejumlah pakar dan praktisi kesehatan menduga pembukaan sembilan sektor ekonomi dan wacana adaptasi kebiasaan baru atau AKB di tengah masyarakat menjadi penyebab tingginya penambahan kasus tersebut.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menuturkan sikap gegabah pemerintah dalam membuka kembali sembilan sektor ekonomi dan penerapan AKB menimbulkan persepsi yang keliru di tengah masyarakat ihwal pencegahan penyebaran transmisi lokal virus corona.

Advertisement

Hermawan berpendapat sejumlah masyarakat pada akhirnya menganggap langkah itu menunjukkan kondisi yang sudah kembali normal seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.

Baca juga: Hari Ini, Merapi Erupsi Bertepatan dengan Ultah Jokowi hingga Ramalan Kiamat

“Inilah risiko pembukaan sektor-sektor tersebut, kita sekarnag mengalami kenaikan kasus secara konsisten di atas 1.000 per hari. Lonjakan ini terjadi di berbagai wilayah seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah yang cukup signifikan,” kata Hermawan melalui pesan suara kepada Bisnis, Jakarta, pada Minggu (21/6/2020).

Dia meminta pemerintah untuk kembali mengevaluasi kembali pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau keputusan untuk membuka kembali sentra ekonomi dan aktivitas masyarakat secara luas.

“PSBB sendiri tidak perlu dikhawatirkan, itu adalah bentuk intervensi longgar, tetapi bukan berarti membebaskan semua hal tanpa ada saringan,” kata dia.

Awal Juni lalu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah memberikan lampu hijau bagi sembilan sektor ekonomi untuk kembali beroperasi di tengah penerapan kenormalan baru atau new normal.

Kebijakan ini diambil dalam rangka menekan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi Covid-19.

Baca juga: Ini Video Detik-Detik Gunung Merapi Erupsi Minggu Pagi

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menuturkan langkah itu telah mempertimbangkan risiko penularan yang menggunakan indikator kesehatan masyarakat berbasis data yakni epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan.

“Selain itu, penilaian dampak ekonomi dilaksanakan dengan menggunakan indikator indeks dampak ekonomi dari tiga aspek yaitu aspek ketenagakerjaan, proporsi produk domestik regional bruto sektoral, dan indeks keterkaitan sektor,” kata Doni melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jakarta, Jumat (5/6/2020).

Adapun, sembilan sektor yang ditetapkan untuk dibuka kembali meliputi pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.

Dia mengungkapkan sembilan sektor tersebut dinilai memiliki risiko ancaman Covid-19 yang rendah, namun menciptakan lapangan kerja yang luas dan mempunyai dampak ekonomi yang signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement