Advertisement
Kepala Suku Amazon Meninggal Dunia karena Terinfeksi Corona
Ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, MANAUS - Kepala Suku Amazon meninggal dunia karena terinfeksi virus Corona. Kepala suku Kokama, Messias Kokama, 53, meninggal dunia di Kota Manaus, wilayah Amazon, Brasil, pada Rabu (13/5/2020).
Messias meninggal akibat komplikasi serta gangguan pernapasan yang disebabkan virus Corona jenis baru atau Covid-19. Messias, dalam wasiatnya, meminta masyarakat bernyanyi dan menari di pemakamannya sebagai bentuk ucapan selamat tinggal.
Advertisement
Masyarakat suku Kokama dan pelayat yang menghadiri pemakaman menyanyikan lagu kebangsaan Brasil dengan Tikuna, salah satu dari 14 bahasa asli yang dipakai masyarakat pinggiran Manaus.
Manaus merupakan tempat tinggal bagi 2.500 keturunan dari 35 suku di Amazon, termasuk suku Kokama.
“Kami kehilangan seorang kepala suku pemberani yang berjuang untuk membentuk model masyarakat adat dengan pendidikan dan layanan berkualitas, yang tidak kami dapatkan,” kata Vanderlecia Ortega, seorang perawat pribumi yang sempat membantu merawat Messias hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Lonjakan jumlah kasus virus Corona menyebabkan rumah sakit-rumah sakit di Manaus dibanjiri pasien positif Covid-19.
Pasien yang meninggal karena Covid-19 dimakamkan di kuburan khusus secara massal. Hanya dua kerabat yang diizinkan menghadiri proses pemakaman pasien Covid-19.
Namun, otoritas kota membuat pengecualian agar suku Kokama bisa berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir kepada Messias.
Jenazah dan peti mati Messias disemayamkan terlebih dulu di sebuah sekolah yang belum selesai dibangun.
Semasa hidupnya, Messias terus memperjuangkan agar sekolah itu dibangun untuk sarana pendidikan bagi anak-anak suku Kokama.
Setelah selesai dibangun, sekolah itu akan diberi nama Messias Kokama sebagai bentuk penghormatan.
Suku Kokama mendiami hutan hujan yang tersebar di Peru, Kolombia, dan Brasil. Sebagian anggota suku telah berpindah ke Manaus untuk mencari kehidupan yang lebih layak, seperti yang dilakukan Messias Kokama pada 22 tahun silam.
Tetapi, sebagian besar akhirnya hidup dalam kemiskinan di pinggiran Kota Manaus dan tidak banyak mendapatkan akses perawatan kesehatan publik.
"Terima kasih kepada Messias Kokama. Berkat dia, kita dapat mempertahankan budaya kita di sini," ujar perawat Vanda.
"Kami akan terus berjuang untuk mewujudkan mimpinya," ujar Vanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Proses PAW Lurah di Gunungkidul Dimulai, Tiga Kalurahan Prioritas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Taeyong NCT Umumkan Tur Solo Asia Selesai Wajib Militer
- Jafar-Felisha Takluk dari Feng-Huang di BWF Finals 2025
- Triumph Rilis Tracker 400, Motor 400 cc Bergaya Flat Track
- Sidang Perdana Cerai Atalia-Ridwan Kamil Digelar, Keduanya Tak Hadir
- Film Bapakmu Kiper: Komedi Sepak Bola Siap Tayang 2026
- Menaker Pastikan Upah Minimum Tak Turun Meski Ekonomi Negatif
- Dikalahkan Kunlavut, Jonatan Christie Terpuruk di Dasar Grup BWF World
Advertisement
Advertisement




