Advertisement

Promo November

5 Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Covid-19 Berakhir Menurut Guru Besar UGM

Agne Yasa
Senin, 11 Mei 2020 - 06:07 WIB
Budi Cahyana
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Covid-19 Berakhir Menurut Guru Besar UGM Rangkaian gerbong kereta MRT terpakir di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (20/4/2020). - JIBI/Bisnis.com/Eusebio Chrysnamurti

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Guru Besar Transportasi Universitas Gadjah Mada Danang Parikesit mengungkapkan perlunya upaya mencari ekuilibrium baru untuk mobilitas setelah Covid-19 berlalu.

Danang mengatakan cara pandang tentang mobilitas ke depan perlu diubah, diperlukan kombinasi antara mobilitas secara fisik (physical mobility) dan virtual (virtual mobility).

Advertisement

Jika mengutip dari beberapa laporan, Danang mengatakan hampir semua think tank memberi tantangan untuk mencari sebuah pendekatan baru atau protokol baru. Menurutnya ada lima hal yang perlu diperhatikan. Pertama, munculnya konsep sanitized travel.

"Ini sudah banyak dibahas terutama di airline, mencakup banyak hal, protokol, teknologi, implikasi cost of travel in the short barrier pasti akan meningkat sekitar 30 persen terkait protokol baru," jelasnya dalam siskusi daring INSTRAN, Minggu (10/5/2020).

Kedua, perubahan cara bekerja, integrasi mobilitas fisik dan virtual. Namun, menurutnya, tidak semuanya bisa disubstitusi sehingga diperlukan protokol termasuk soal kesehatan.

Ketiga, meningkatnya kesetiakawanan sosial menjadi potensi yang bisa dikembangkan. Apalagi, katanya, tranportasi publik juga memiliki konsep besar terkait sosial keadlian.

Keempat, pentingnya komunikasi publik yang efektif. Danang mengatakan bahwa semua pihak mengalami kegamangan dan mempunyai tantangan untuk melakukan komunikasi yang efektif terkait isu kritis ini.

Kelima, kehadiran permintah dalam pelayanan transportasi makin diperlukan untuk mitigasi risiko bisnis.

"Ada risiko bisnis baru, adanya protokol pembatasan kapasitas penumpang hampir 50 persen. Implikasi tidak hanya berhenti pada transportasi, tetapi juga sektor pelayananan publik bertambah," jelasnya.

Menurut Danang yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR itu, ada risiko bisnis perlu asuransi risiko kesehatan dan risiko kesehatan di isu transportasi. Selama ini, ada keselamatan dan keramahtamahan (hospitality), tetapi di tengah itu diperlukan save dan sanitize travel.

"Sanitize travel jadi risiko bisnis baru dalam penetapan tarif," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Diduga Ngebut, Kawasaki Z250 Tabrak Motor dan Mobil Parkir, Pengendara Luka-luka

Jogja
| Senin, 25 November 2024, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement