Advertisement
Beda dari Negara Lain, Jenis Covid-19 di Indonesia Belum Dikenali
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Virus Corona penyebab Covid-19 yang menyebar di Indonesia merupakan tipe baru. Artinya, virus yang mewabah di Tanah Air tidak setipe dengan Covid-19 yang menyebar di negara-negara lain. Hal tersebut disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro.
Tipe covid-19 yang ada di Indonesia masuk dalam jenis lainnya lantaran belum diketegorikan. Hal tersebut diketahui seusai Indonesia mengirimkan tiga Whole Genome Sequencing (WGS) ke gisaid.org, sebagai pihak yang mengumpulkan data WGS dari berbagai negara di belahan dunia.
Advertisement
"Kemarin Eijkman sudah mensubmit atau menyampaikan tiga WGS [Whole Genome Sequencing] ke gisaid.org sebagai upaya untuk bisa melihat karakter dari Covid-19 terutama yang berada atau beredar di Indonesia," kata Bambang dalam rapat gabungan secara virtual dengan DPR RI, Selasa (5/5/2020).
Namun, setelah hasil WGS dikirim balik ke Indonesia, diketahui covid-19 yang beredar memiliki karakter lain dari tiga tipe Covid-19 yang sudah dikategorikan di dunia. Ketiga tipe tersebut, yakni tipe S, tipe G dan tipe V.
"Di luar tiga tipe itu ada yang disebut tipe lain, jadi yang belum terindentifikasi. Dan ternyata tiga Whole Genome Sequencing yang dikirim ke Indonesia termasuk kategori yang lainnya. Jadi tidak termasuk kategori S, G maupun V," ujar Bambang.
WGS sendiri, kata Bambang merupakan tahap awal dari sejumlah tahapan lainnya yang perlu dilakukan dalam proses pembuatan vaksin untuk Covid-19. Nantinya dari hasil WGS, baru kemudian dilakukan tahapan berikut.
"Tentunya ini baru awal, tentunya akan dikirim lebih banyak lagi nantinya Whole Genome Sequencing dari Indoensia untuk melihat di kategori apa Covid-19 atau virus Covid-19 yang kebetulan ada di Indonesia," kata Bambang.
Sebelumnya, terkait dengan perkembangan pembuatan vaksin, Bambang belum bisa memastikan kapan waktunya. Ia hanya menyampaikan kemungkinan pengerjaan vaksin memakan waktu sekitar satu tahun.
"Mengenai waktunya masih sulit diperkirakan meskipun Eijkman mengatakan kemungkinan paling cepat satu tahun kira-kira dari bulan Maret kemarin. Mudah-mudahan awal tahun depan sudah ada berita baik. Tentu kami mendorong kerjasama dengan pihak luar juga yang mengembangkan vaksin sehingga harapannya vaksin bisa ditemukan lebih cepat dan bisa langsung efektif terutama virus yang beredarnya di Indonesia," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Wanita 60 Tahun Lolos ke Kontes Miss Argentina karena Tampak Awet Muda
Advertisement
Advertisement