Advertisement
Anggota DPR Minta Ada Tayangan Ulang untuk Belajar dari Rumah TVRI
Seorang anak menyimak pembelajaran yang disiarkan melalui Televisi Republik Indonesia (TVRI) di Kelurahan Gladak Anyar, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan 720 episode untuk penayangan Belajar dari Rumah selama 90 hari untuk PAUD hingga SMA melalui TVRI. - ANTARA FOTO/Saiful Bahri
Advertisement
Harianjogja.com, SAMARINDA - TVRI diminta untuk menayangkan ulang ulang program belajar dari rumah (BDR) untuk pelajar yang disiarkan pagi hari, karena tidak semuanya memiliki waktu pagi.
"Kondisi keluarga secara nasional mulai Sabang sampai Merauke sangat beragam sehingga bisa jadi ada yang tidak memiliki waktu pada pagi hari, maka saya mengusulkan ada program siaran tunda supaya bisa merangkul semuanya," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI dapil Provinsi Kalimantan Timur, Hetifah Sjaifudian dihubungi dari Samarinda, Kamis (30/4/2020).
Advertisement
Program BDR oleh TVRI yang sudah ditayangkan sejak Senin (13/4/2002) lalu hanya disiarkan pada pagi, sedangkan kesediaan waktu orang tua dan kepemilikan televisi setiap keluarga sangat beragam.
Menurutnya, ada orang tua yang dapat mendampingi anaknya sore hari, kemudian ada juga keluarga yang hanya punya satu televisi, sebaiknya ada program tayang ulang sehingga pelajar dapat didampingi oleh orang tua saat BDR dan tidak perlu berebut untuk menonton saat pagi.
Sebelumnya, saat rapat dengar pendapat antara Komisi X DPR RI dengan Direktur Utama TVRI dalam agenda Evaluasi Program BDR, ia juga mengungkapkan hal yang sama, sekaligus mempertanyakan kebocoran soal dan kunci jawaban dari tayangan tersebut.
"Sebelum program itu disiarkan, soal dan kunci jawabannya sudah tersebar di channel youtube. Hal ini tentu menjadikan anak tidak mau menonton mata pelajaran di TVRI, namun memilih menyontek jawaban dari youtube. TVRI harus dapat menghindari kebocoran ini agar tujuan utama pendidikan anak dapat efektif," tuturnya.
Di sisi lain ia juga mengapresiasi program ini karena BDR merupakan sebuah upaya untuk memudahkan akses pembelajaran bagi pelajar di seluruh pelosok tanah air, sehingga bermanfaat dalam pola pendidikan di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
"Program BDR oleh TVRI ini sangat bermanfaat, terutama bagi siswa di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang kebanyakan masih kesulitan sinyal internet," tutur politisi Partai Golkar ini.
Ia juga menyarankan TVRI melakukan pendataan mengenai jumlah penonton per daerah di seluruh pelosok tanah air, karena paparan yang diberikan oleh TVRI menunjukkan bahwa jumlah penonton masih terpusat di Pulau Jawa.
"Dari paparan TVRI, jumlah penontonnya belum tersebar merata ke pulau lainnya di Indonesia. Bahkan untuk Kalimantan, baru diwakili oleh Banjarmasin, Kalimantan Selatan," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, akan lebih baik jika TVRI dapat memberikan keterangan mengenai berapa banyak penonton yang mengakses program BDR dari berbagai daerah di luar Jawa.
"Jika TVRI menyajikan data akurat mengenai jumlah penonton di tanah air, tentu dapat menjadi indikator bahwa pelajar di daerah 3T juga menikmati tayangan pendidikan seperti pelajar di daerah lain, data ini sekaligus menjadi pemetaan untuk membuat kebijakan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bupati Banyuwangi Dukung Rencana Baru Proyek Kereta Cepat Whoosh
- Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal, Tiga Mahasiswa KKN UIN Semarang MD
- Prabowo Minta Pintu Pelintasan Diperbarui Cegah Kecelakaan Kereta Api
- Uang Judi Online di Indonesia Kalahkan Nilai Korupsi
- Jonan Bantah Diberi Tawaran Menteri Seusai Temui Prabowo
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Sassuolo vs Genoa Skor 1-2, Jay Idzes Tampil Penuh
- Diringkus KPK, Gubernur Riau Abdul Wahid Dibawa ke Jakarta Hari Ini
- Penataan Jalur Gose-Palbapang, Target Dua Lajur hingga Dongkelan
- Sejumlah Kota Besar Diguyur Hujan Lebat, BNPB Imbau Waspada
- Diduga Akibat Lupa Matikan Kompor, Tiga Rumah di Cakung Timur Terbaka
- 239 Tewas Selama Gencatan Senjata di Gaza
- Banding ke FIFA Ditolak, FAM Bersiap Ajukan Kasus ke CAS
Advertisement
Advertisement




