Advertisement
61 Keluarga di Salaman Magelang Mengungsi Sementara Akibat Muncul Retakan Tanah
Wakil Bupati Magelang, Edi Cahyana saat meninjau lokasi bencana tanah retak di Desa Sidosari, Salaman, Kamis (12/3/2020). - Ist/Dok Humas Pemkab Magelang
Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG-- Sebanyak 61 keluarga Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang diungsikan sementara akibat adanya rekahan tanah yang muncul, pada Kamis (5/3/2020).
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Pranowo menyebutkan, hingga saat ini terdapat 61 KK yang telah diungsikan sementara, namun tidak semuanya berkumpul di satu titik.
Advertisement
"Tidak semua warga diungsikan, hanya pada saat hujan turun warga dikumpulkan di salah satu rumah warga," jelas Pranowo, Kamis.
Pranowo mengatakan, terkait bencana tanah retak tersebut pihaknya sudah mengkoordinasikan dan sudah disurvey oleh ESDM Provinsi Jawa Tengah dan juga dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
"Kami masih menunggu hasil dari PVMBG. Tapi pada intinya agar air tidak masuk dalam rekahan atau retakan tanah itu. Supaya nanti tidak memicu jenuhnya tanah sehingga tidak terjadi longsor ke bawah," pungkas, Pranowo.
Wakil Bupati Magelang, Edi Cahyana saat meninjau lokasi bencana meminta agar pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang segera melakukan pembenahan saluran air terlebih dahulu.
"Ini harusnya ada pembenahan saluran air dulu untuk mencegah tidak berlanjutnya retakan tanah, sambil kita menunggu hasil penelitian. Karena ini sudah diteliti oleh tim Provinsi Jawa Tengah," ujar Edi.
Menurutnya, untuk penanggulangan jangka pendek, sesegera mungkin harus ada penataan air. Karena air terus meresap ke bawah tanah sehingga menggerus lapisan tanah bawah yang mengakibatkan retakan tanah tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Edi juga mengunjungi posko penampungan sementara dan mengimbau kepada warga agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrim yang terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Magelang.
"Saya imbau agar warga senantiasa waspada karena kadang hujan tiba-tiba cukup lama, kemudian debit air berlimpah yang dapat memicu retakan tanah," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
SNTT 2025 Jadi Ruang Kolaborasi Riset Terapan Berdampak Nyata
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Air Mata di Ujung Sajadah 2 Sudah Tayang Sejak Rabu, Ini Sinopsisnya
- BYD Atto 2 DM-i Dikabarkan Mulai Dikirim ke Eropa Awal 2026
- Petani Seret Modal Produksi Anjlok, 9 Industri Kakao Nasional Tutup
- Xiaomi Luncurkan Redmi K90 Pro Max, Ini Spek dan Harganya di China
- Sekjen DPR RI Segera Dipanggil KPK
- Jangan Tahan Tangis, Tubuh Perlu Lepas Emosi Negatif
- Tempat Pengolah Sampah untuk Listrik di Jogja Potensi Dibangun Januari
Advertisement
Advertisement



