Advertisement
Ganjar Persilakan Kepala Sekolah yang Tak Setuju Pancasila untuk Mundur
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saatmelantik 170 Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB Negeri Jawa Tengah di Gradhika Bhakti Praja, Jumat (28/2). - istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak akan menoleransi kepala sekolah yang terpapar radikalisme. Dirinya dengan tegas akan langsung mencopot kepala sekolah yang terpapar paham itu.
Hal itu disampaikan Ganjar saat melantik 170 Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB Negeri Jawa Tengah di Gradhika Bhakti Praja, Jumat (28/2/2020). Hadir pula dalam acara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen.
Advertisement
Sebelum melantik, Ganjar langsung menanyakan komitmen para kepala sekolah terkait kesetiaannya pada NKRI. Mereka yang tidak setuju dengan pancasila, UUD 1945 diminta untuk langsung mengundurkan diri.
"Silahkan angkat tangan dan mulai hari ini langsung mengundurkan diri. Karena kami tidak akan mentolelir paham-paham seperti itu di Jateng," kata Ganjar melalui siaran persnya Sabtu (29/2/2020).
Tidak satupun dari kepala sekolah yang baru dilantik itu mengangkat tangan. Mereka dengan tegas sepakat dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Meski begitu, Ganjar tetap akan melakukan pengawasan dengan ketat ke seluruh sekolah yang ada di bawah kewenangannya.
"Kalau nanti saya keliling dan menemukan ada yang seperti itu (menganut paham radikal), pasti akan langsung saya copot," tegasnya.
Soal radikalisme lanjut Ganjar memang selalu menjadi perhatiannya saat melantik kepala sekolah. Sebab ia meyakini, sampai saat ini masih banyak paham radikalisme yang disebarkan di sekolah-sekolah Jawa Tengah. Beberapa contoh sudah terjadi, seperti di Sragen beberapa waktu lalu.
"Ada siswa yang mengibarkan bendera yang bukan merah putih, serta ada perundungan terhadap siswa yang tidak berjilbab. Ini sudah terjadi, jadi kepala sekolah harus melakukan proteksi," ucapnya.
Apalagi lanjut Ganjar, menurut keterangan orang-orang yang pernah terlibat radikalisme, mereka mengatakan bahwa pendidikan adalah cara paling ampuh untuk melakukan perekrutan. Dan untuk merubah pemikiran anak-anak sekolah, menurut pengakuan mereka hanya terjadi dalam hitungan jam.
"Mantan pelaku bom Bali pernah cerita ke saya, kalau sasaran mereka menyebarkan paham radikal adalah pendidikan. Ini hati-hati, kalau tidak dibentengi dengan kuat, anda semua akan masuk ke jaringan itu," terangnya.
Selain bahaya radikalisme, Ganjar juga meminta kepala sekolah yang baru dilantik untuk selalu menjaga integritas. Berbagai cara salah yang dilakukan selama ini, harus dihentikan.
"Tidak boleh ada korupsi, suap, ngasih contekan ke anak-anak demi kelulusan 100 persen. Ini integritas, harus dijaga betul demi masa depan bangsa ini," pungkasnya.
Dalam acara itu, sebanyak 170 kepala sekolah SMA/SMK/SLB Negeri dilantik Ganjar. Setelah pelantikan, para kepala sekolah baru itu juga menandatangani pakta integritas tentang melawan praktik korupsi, paham radikal dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kabut Asap Beracun Selimuti Hanoi, Udara Terburuk Kedua Dunia
- Ratusan Buku Louvre Rusak Akibat Kebocoran Pipa Pascaperampokan
- Mobil MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, Dikendarai Sopir Pengganti
- AS Ganti Font Lagi: Rubio Kembalikan Times New Roman, Tolak Calibri
- Tragedi Adamawa: 9 Perempuan Tewas Saat Aksi Damai di Nigeria
Advertisement
Hiu Paus Sepanjang 5 Meter Terdampar di Pantai Glagah Kulonprogo
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Baznas Kota Jogja Galang Bantuan Rp434 Juta untuk Banjir Sumatera
- Polisi Tetapkan Dirut Terra Drone Tersangka Kebakaran Ruko
- Pemkab Bantul Pangkas Anggaran Rp40 Juta per Padukuhan
- Pengelola Wisata Tebing Breksi Siapkan Tim Ganjal Ban
- Yahya Cholil: Disiplin Organisasi Penting untuk Kelola Dinamika PBNU
- Pemerintah Tunggu Momen Tepat Umumkan UMP 2026
- Retakan Tanah Meluas, 8 KK Sriharjo Diminta Mengungsi
Advertisement
Advertisement




