Advertisement
Virus Corona Diprediksi Baru Mereda pada Mei
Advertisement
Harianjogja.com, TANJUNPINANG - Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI Suhajar Diantoro memprediksi virus corona atau Covid-19 akan mereda pada akhir Mei 2020, setelah China memasuki musim panas.
"Karena Covid-19 tidak tahan dengan panas. Itu juga jadi alasan kenapa sampai saat ini virus tersebut belum ditemukan di Indonesia, sebab negara kita iklimnya tropis/hangat," kata Suhajar di Tanjungpinang, Kepri, Rabu (26/2/2020).
Advertisement
Suhajar pun tidak menampik, kalau Covid-19 turut berpengaruh terhadap negara Indonesia, terutama sektor pariwisata, khususnya di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang diketahui sebagai pintu masuk wisman terbesar kedua di Indonesia.
Selama ini Kepri cukup tergantung dengan turis Tiongkok dan Singapura sebagai negara penyumbang kunjungan wisatawan terbesar.
Namun, belakangan ini, Tiongkok mengeluarkan larangan warganya untuk ke luar negeri. Demikian pula Singapura yang mengurangi warganya untuk bepergian ke luar negeri.
"Situasi ini menyulitkan pelaku wisata di Kepri. Sejumlah resort khususnya di kawasan wisata Bintan mulai sepi, karena tak ada turis China maupun Singapura yang datang sejak Covid-19 merebak ke sejumlah negara," imbuhnya.
Dia katakan, dalam beberapa bulan ini dapat dipastikan situasi ekonomi Indonesia akan melambat akibat Covid-19. Khususnya industri pariwisata sebagai salah satu penopang perekonomian nasional bakal sangat terpukul.
Maka itu, menurut Suhajar, pemerintah pusat telah menyiapkan beberapa strategi buat menghadapi pelambatan ekonomi akibat Covid-19 antara lain, menggerakkan belanja APBN, APBD, Dana BOS, dan Dana Desa pada awal tahun 2020 ini.
"Semua kegiatan pembangunan fisik diminta sudah mulai dilaksanakan paling lama bulan Maret, biar roda ekonomi cepat berputar," tuturnya.
Lebih lanjut, Suhajar menyampaikan untuk dana APBD yang di dalamnya terdapat dana transfer pusat pada tahun ini mencapai Rp876 triliun. Jika misalnya ditambah dengan dana APBD se Indonesia sekitar Rp300 triliun, maka ada sekitar Rp1.000 triliun lebih dana yang beredar di daerah.
Kemudian dibantu dengan Dana BOS Rp54 triliun, dan Dana Desa Rp72 triliun untuk 74 ribu desa se-Indonesia.
"Presiden sudah meminta pemerintah pusat maupun daerah menggerakkan dana-dana tersebut buat menggairahkan perekonomian daerah maupun nasional," jelas Suhajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Berbagi Kebahagiaan, Tuntas Subagyo Buka Puasa Bersama Anak Yatim di Sukoharjo
- Kabar Gembira Persis Solo, Irfan Jauhari Merumput Lagi setelah Absen Semusim
- Menang Pilpres, 9 Parpol Koalisi Indonesia Maju di Klaten Bertemu Bahas Pilkada
- Bawaslu: Jokowi Tak Langgar Netralitas Meski Bagi-bagi Bansos Jelang Pilpres
Berita Pilihan
- Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
Advertisement
Stok Cabai Melimpah, Harga Cabai di Sleman Anjlok Ancam Petani
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- UU DKJ Disahkan, Sebentar Lagi Jakarta Bakal Melepas Status Ibu Kota
- Jatah Menteri Bakal Berkurang karena PDIP Diajak Masuk Kabinet, Golkar Bilang Begini
- Petinggi Freeport Temui Jokowi, Ini yang Dibahas
- Puan Maharani Kian Buka Peluang Megawati Gelar Rekonsiliasi dengan Prabowo
- Mudik Lebaran, Diskon Tarif Tol Dipatok Maksimal 20 Persen
Advertisement
Advertisement