Advertisement
China Incar Jembatan Lintas Laut di Sekitar Ibu Kota Baru

Advertisement
Harianjogja.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan mengadakan pertemuan dengan perusahaan China di bidang industri jasa konstruksi, China Railway Construction Corporation (International) Limited. Perusahaan mencari peluang untuk investasi yang bisa dijajaki.
Indonesia Branch Managing Director China Railway Construction Corporation (International) Limited, Xu Fei mengatakan bahwa ada beberapa proyek yang dibahas, salah satunya jembatan lintas laut Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU). “Kalau untuk ketertarikan memang kita lebih ke jembatan lintas laut, atau jalan tol yang akan menjembatani langsung ke PPU. Untuk yang lainnya, karena model kerja samanya belum begitu jelas, kami masih akan mempertimbangkan,” katanya usai pertemuan di Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (24/2/2020).
Advertisement
Xu Fei menjelaskan bahwa alasan perusahaanny tertarik menanamkan modal di Kota Minyak karena pertumbuhan ekonomi sudah mulai terlihat. Sumber daya alam juga melimpah.
Pertimbangan lainnya adalah ibu kota negara bakal dipindah ke Kalimantan Timur, yaitu sebagian PPU juga Kutai Kartanegara. Ini akan membutuhkan tambahan fasilitas karena sebagian penduduk akan pindah ke sana.
“Jadi pembangunan ataupun investasi yang dilakulan akan bergantung dari kependudukan yang juga melihat jalan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Sementara itu China Railway belum bisa menaksir berapa besaran modal yang akan dikucurkan karena ingin melihat memungkinkan atau tidak untuk melakukan kerja sama. Xu Fei menunggu anggaran yang akan dikeluarkan perusahaan.
“Karena kan [Pemerintah Balikpapan meminta] full. Dan misalnya kalau memang ada perusahaan [lain] yang terbuka, kita bisa join untuk kita bisa masuk,” jelasnya.
Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur mencatat pertumbuhan ekonomi di Bumi Etam cukup menjanjikan sepanjang tahun 2019, yaitu melaju 4,77 persen. Realisasi ini naik hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya di angka 2,67 persen.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang naik sebesar 8,65 persen. Selanjutnya adalah jasa lainnya 8,16 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 6,69 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah dengan pertumbuhan sebesar 9,97 persen.
Ekspor menjadi pengeluaran terbesar kedua, yaitu 9,02 persen. Selanjutnya adalah konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga sebesar 5,95 persen.
Berdasarkan struktur produk domestik regional bruto (PDRB), sektor pertambangan dan penggalian masih tetap menjadi penyumbang penerimaan terbesar di angka 45,49 persen. Disusul industri pengolahan 17,77 persen dan konstruksi 9,08 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

Wakil Bupati Bantul Apresiasi Turnamen Liga Nyeker Mandingan, Isi Liburan Sekolah
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement