Advertisement

Mengapa Antraks Merebak di Gunungkidul? Ini Penyebabnya

Newswire
Jum'at, 17 Januari 2020 - 21:27 WIB
Budi Cahyana
Mengapa Antraks Merebak di Gunungkidul? Ini Penyebabnya Pemusnahan organ sapi tertular penyakit ke mesin incenerator. - Antara/Asep Fathulrahman

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Antraks sering merebak di Gunungkidul, baik pada hewan maupun manusia, karena daerah tersebut memiliki riwayat pernah terjadi kejadian luar biasa (KLB) antraks.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Jumat (17/1/2020), mengatakan secara historis wilayah DIY pernah menjadi daerah KLB antraks pada hewan.

Advertisement

Dia menerangkan, kuman antraks dari hewan yang telah mati akan tetap hidup sebagai spora bertahun-tahun lamanya. Spora kuman antraks tersebut sulit dibasmi karena mampu hidup dalam waktu yang lama baik itu di dalam tanah maupun di air.

Meski hewan yang mati dikubur di dalam tanah, spora kuman antraks tersebut tetap akan hidup di dalam tanah dalam waktu yang lama. Sedangkan jika ada warga yang menggarap lahan di wilayah tersebut, spora itu bisa kembali muncul.

"Sporanya bisa hidup bertahun-tahun di tanah dan di air, jadi kenapa bisa sering kali muncul dulu pernah daerah antraks puluhan tahun, tapi begitu tanahnya diolah sporanya yang di dalam tanah jadi muncul ke permukaan," jelas Nadia.

Spora antraks yang hidup selama bertahun-tahun kemudian menempel di daun dan rerumputan yang menjadi makanan hewan ternak. Alhasil hewan ternak terjangkit penyakit antraks dan kuman tersebut kembali berkembang di dalam tubuh hewan.

Nadia menyebut bahwa hewan ternak yang mati karena antraks dalam jumlah kecil mungkin belum menjadi perhatian seperti saat terjadi KLB antraks pada hewan. Namun perlu diketahui, satu hewan ternak terjangkit antraks bisa menularkan penyakit tersebut kepada puluhan manusia.

Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 27 orang positif terjangkit antraks di Gunungkidul yang dilaporkan terakhir pada 31 Desember 2019. Dari 27 orang yang terjangkit antraks tersebut, satu orang meninggal yang disebabkan oleh penyakit meningitis.

Sementara sebanyak tiga ekor sapi dan enam ekor kambing dilaporkan mati akibat penyakit antraks di Gunungkidul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 23:27 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement