Advertisement

Hiasan Lampu Natal di Venezuela Dinilai Tak Efisien

Dionisio Damara
Jum'at, 20 Desember 2019 - 09:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Hiasan Lampu Natal di Venezuela Dinilai Tak Efisien Dekorasi lampu Natal di Venezuela mengundang kontroversi di tengah masyarakat. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Masyarakat menilai kebijakan pemerintah Venezuela untuk mendokrasi sejumlah kota-kota besar dengan hiasan lampu Natal tidak efisien. Pasalnya, di negara itu sering terjadi pemadaman listrik.

Dilansir dari Reuters, Kamis (19/12/2019), dekorasi  telah dipasang sejak November oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Hiasan tersebut, antara lain salib menyala di atas gunung yang berbatasan dengan Ibu Kota Caracas.

Advertisement

Dekorasi itu disambut amarah oleh para warga. Sebab, Venezula pernah mengalami gangguan listrik nasional dan penurunan layanan yang melanda sebagian besar warga negara selama setahun terakhir.

Elina Montaño, 76, seorang ibu rumah tangga, mengatakan bahwa banyak masyarakat di tempat lain kekurangan daya listrik, tetapi di kota-kota besar listrik begitu melimpah.

“Cantik, tetapi terlalu banyak lampu,” ujarnya saat melintasi trotoar di Caracas, di mana kelap-kelip lampu menerangi para pejalan kaki.

Pejabat Kota Caracas, Carolina Cestari, mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan keputusan untuk menerangi 22 tempat umum, termasuk bagian Sungai Guaire yang tercemar.

Dia menegaskan bahwa konsumsi listrik untuk dekorasi itu kecil berkat lampu hemat daya yang disediakan oleh China. Sementara di sisi lain, lanjutnya, hiasan lampu akan memberikan keceriaan dan hiburan bagi keluarga miskin di Venezuela.

Migdalia Teran, 36, seorang desainer yang tinggal di Kota Valencia, menyampaikan bahwa lampu-lampu itu memang memicu kontroversi karena seringnya pemerintah memadamkan listrik. Namun, di sisi lain, dekorasi itu membawa keceriaan tersendiri.

“Saya selalu mencintai Natal dan saya ingin kebahagiaan setelah begitu banyak kesedihan. Saya salah satu dari orang-orang yang melihat separuh keluarga meninggalkan Venezuela,” katanya, merujuk pada migrasi 4,5 juta warga Venezuela pada 2015.

Sejumlah kritik juga berseliweran di media sosial. Kritik itu menyatakan bahwa mematikan lampu Natal tidak banyak membantu dalam meningkatkan akses listrik.

Venezuela jatuh ke dalam kegelapan atau "Blackout" pada Maret setelah terjadi pemadaman listrik secara nasional. Kondisi itu pun menyudutkan Maduro atas sikapnya yang keras terhadap Amerika Serikat.

Sementara itu, para kritikus mengatakan bahwa persoalan listrik di Venezuela disebabkan oleh masalah kekuasaan yang didorong oleh faktor korupsi, salah urus, dan kurang investasi.

Pembangkit listrik nasional pun telah dipulihkan sejak kejadian tersebut. Akan tetapi, masalah listrik masih saja melanda sejumlah provinsi, sehingga menggangu arus perdagangan hingga layanan medis.

Di Maracaibo, misalnya, kondisi listrik sangat tidak menentu. Jesus Paz, pengemudi truk, mengeluh ketika melihat lampu besar, yang menghiasai salah satu ujung jembatan ikonik di pintu masuk kota.

"Bagaimana mereka bisa menghabiskan semua uang ini untuk menerangi pintu masuk jembatan, sementara sisa jembatan lainnya gelap?" Tanya Paz yang berusia 38 tahun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tekan Kasus Stunting, Remaja Putri di Sleman Diberi Edukasi

Sleman
| Selasa, 23 April 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement