Advertisement
Hiasan Lampu Natal di Venezuela Dinilai Tak Efisien

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Masyarakat menilai kebijakan pemerintah Venezuela untuk mendokrasi sejumlah kota-kota besar dengan hiasan lampu Natal tidak efisien. Pasalnya, di negara itu sering terjadi pemadaman listrik.
Dilansir dari Reuters, Kamis (19/12/2019), dekorasi telah dipasang sejak November oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Hiasan tersebut, antara lain salib menyala di atas gunung yang berbatasan dengan Ibu Kota Caracas.
Advertisement
Dekorasi itu disambut amarah oleh para warga. Sebab, Venezula pernah mengalami gangguan listrik nasional dan penurunan layanan yang melanda sebagian besar warga negara selama setahun terakhir.
Elina Montaño, 76, seorang ibu rumah tangga, mengatakan bahwa banyak masyarakat di tempat lain kekurangan daya listrik, tetapi di kota-kota besar listrik begitu melimpah.
“Cantik, tetapi terlalu banyak lampu,” ujarnya saat melintasi trotoar di Caracas, di mana kelap-kelip lampu menerangi para pejalan kaki.
Pejabat Kota Caracas, Carolina Cestari, mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan keputusan untuk menerangi 22 tempat umum, termasuk bagian Sungai Guaire yang tercemar.
Dia menegaskan bahwa konsumsi listrik untuk dekorasi itu kecil berkat lampu hemat daya yang disediakan oleh China. Sementara di sisi lain, lanjutnya, hiasan lampu akan memberikan keceriaan dan hiburan bagi keluarga miskin di Venezuela.
Migdalia Teran, 36, seorang desainer yang tinggal di Kota Valencia, menyampaikan bahwa lampu-lampu itu memang memicu kontroversi karena seringnya pemerintah memadamkan listrik. Namun, di sisi lain, dekorasi itu membawa keceriaan tersendiri.
“Saya selalu mencintai Natal dan saya ingin kebahagiaan setelah begitu banyak kesedihan. Saya salah satu dari orang-orang yang melihat separuh keluarga meninggalkan Venezuela,” katanya, merujuk pada migrasi 4,5 juta warga Venezuela pada 2015.
Sejumlah kritik juga berseliweran di media sosial. Kritik itu menyatakan bahwa mematikan lampu Natal tidak banyak membantu dalam meningkatkan akses listrik.
Venezuela jatuh ke dalam kegelapan atau "Blackout" pada Maret setelah terjadi pemadaman listrik secara nasional. Kondisi itu pun menyudutkan Maduro atas sikapnya yang keras terhadap Amerika Serikat.
Sementara itu, para kritikus mengatakan bahwa persoalan listrik di Venezuela disebabkan oleh masalah kekuasaan yang didorong oleh faktor korupsi, salah urus, dan kurang investasi.
Pembangkit listrik nasional pun telah dipulihkan sejak kejadian tersebut. Akan tetapi, masalah listrik masih saja melanda sejumlah provinsi, sehingga menggangu arus perdagangan hingga layanan medis.
Di Maracaibo, misalnya, kondisi listrik sangat tidak menentu. Jesus Paz, pengemudi truk, mengeluh ketika melihat lampu besar, yang menghiasai salah satu ujung jembatan ikonik di pintu masuk kota.
"Bagaimana mereka bisa menghabiskan semua uang ini untuk menerangi pintu masuk jembatan, sementara sisa jembatan lainnya gelap?" Tanya Paz yang berusia 38 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (7/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement