Advertisement
Miris, Siswa di Jember Harus Sekolah di Musala

Advertisement
Harianjogja.com, JEMBER - Pascaambruknya atap salah satu ruang kelas di SDN Keting 2 di Jember, jawa Timur, pada Sabtu (14/12/2019), puluhan siswa di sekolah tersebut terpaksa mengikuti kegiatan belajar di tempat darurat yakni di musala dan perpustakaan sekolah.
"Ada dua tempat darurat yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KMB) yakni mushalla digunakan untuk siswa kelas enam, sedangkan kelas tiga menggunakan ruangan perpustakaan yang sempit," kata Kepala SDN Keting 2 Sartam di Jember, Senin (16/12/2019).
Advertisement
Atap ruang kelas 5 SDN Keting 2 yang berada di Desa Keting, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, tiba-tiba ambruk pada Sabtu (14/12/2019) pagi, padahal ruang kelas tersebut baru selesai direnovasi.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena para pelajar berada di luar kelas untuk latihan upacara, sedangkan guru-guru bersiap untuk mengikuti kegiatan apel akbar dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional di lapangan Universitas Jember (Unej).
"Ada dua ruang kelas yang selesai direnovasi yakni ruang kelas lima dan ruang kelas enam, namun kami khawatir atap ruang kelas enam juga ikut ambruk karena pengerjaannya satu paket dan dindingnya mengalami keretakan, sehingga kami memindahkan siswa kelas 6 ke mushalla yang lebih aman," tambahnya.
Menurutnya ruangan perpustakaan sempit dan tidak cukup untuk menampung siswa kelas 5, sehingga yang menempati ruang perpustakaan adalah siswa kelas 3 yang jumlah siswanya hanya belasan, sedangkan kelas 5 menempati ruang kelas 3.
"Meskipun atap ruang kelas lima ambruk, kami tetap harus melakukan KBM di SDN Keting 2 Jombang, sehingga tempat darurat digunakan untuk kegiatan belajar siswa dengan cara duduk di lantai [lesehan]," terangnya.
Sartam menjelaskan sebagian anak-anak masih trauma melihat atap ruang kelasnya yang ambruk, bahkan ada beberapa siswa yang tidak masuk sekolah, sehingga pihak guru memberikan penjelasan untuk memberikan motivasi kepada para siswa untuk giat belajar di sekolah.
"Kami berharap perbaikan ulang ruang kelas SDN Keting 2 nantinya tidak dilakukan asal-asalan karena dapat membahayakan anak-anak yang sedang belajar di ruang kelas," ujarnya.
Sementara salah seorang siswa kelas 3 SDN Keting 2, Vanesha mengaku kurang nyaman belajar di perpustakaan karena ruangannya yang sempit dan tidak menggunakan bangku-kursi untuk kegiatan belajar, sehingga berdesak-desakan dengan teman yang lainnya.
"Saya tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan kurang berkonsentrasi, sehingga kami berharap bisa kembali belajar di ruang kelas seperti semula," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
- Anies dan Partai Pendukung Mulai Terang-terangan Serang Proyek Jokowi
- Rekam Jejak Nawawi Pomolango, Ketua KPK Sementara Gantikan Firli Bahuri
Advertisement

Sultan HB X Ingin Pemanfaatan Tanah Kas Desa Dimaksimalkan untuk Menekan Inflasi
Advertisement

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY
Advertisement
Berita Populer
- Resmikan SPKLU di Purwokerto, PLN Siapkan Layanan Digital bagi Pengguna Kendaraan Listrik
- Solo Murakabi X Pen Postcard 2023 Bertajuk Solo dalam Bingkai Kartu Pos
- Manfaatkan Momentum Piala Dunia U-17, Pemkot Surabaya Proyeksikan Paket wisata GBT
- Jeda Kemanusiaan di Gaza Dimulai Hari Ini
- BNPB Dukung Penyidikan Kasus Korupsi Pengadaan APD
- Wapres Ma'ruf Serukan Pemimpin Agama di Yunani Hentikan Perang Israel-Palestina
- Buruh di Jawa Tengah Dukung Anies-Muhaimin
Advertisement
Advertisement