Advertisement
Sertifikasi Pranikah Diklaim Bisa Tuntaskan Masalah Kemiskinan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pemerintah memberlakukan sertifikasi pranikah bagi seluruh calon pasangan suami istriuntuk menurunkan angka rumah tangga miskin dalam lima tahun ke depan agar berada di bawah 9,4%.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan wacana sertifikasi nikah yang mulai akan diberlakukan 2020 memang sudah menuai pro-kontra di tengah masyarakat.
Advertisement
Dia menuturkan, ada sejumlah pertimbangan teknis dan jangka panjang yang dibuat pemerintah hingga mengurus ranah privat masyarakat
Dalam pembukaan Sosialisasi SDGs dan Sensus Penduduk 2020, bahwa salah satu tantangan pemerintah melakukan kebijakan adalah ketidaksesuaian data. Salah satu fokus utama adalah juga tentang data masyarakat miskin. Muhadjir menjelaskan, untuk bisa memberantas kemiskinan membutuhkan data yang valid keluarga, dan itu hanya bisa diwujudkan dari proses awal pembentukan keluarga yaitu pernikahan.
“Jadi pranikah jangan dibayangkan yang sudah lulus, lalu dibayangkan ada yang tidak lulus batal menikah. Tujuannya agar keluarga yang dibangun itu siap secara mental, material, dan finansial,” kata Muhadjir di Hotel Harris Vertu Harmoni, Selasa (26/11/2019).
Dia menuturkan, selama ini masalah kemiskinan keluarga juga berawal dari ketidaksiapan material dan finansial calon pasangan. Pasalnya, ketidaksiapan finansial, kerap berujung pada abainya pasangan suami istri memenuhi kualitas gizi keluarga. Kondisi tersebut akan berbahaya jika istri yang hamil, menerima asupan gizi yang terbatas. Alhasil, janin dalam kandungan berpotensi mengalami stunting atau gizi buruk.
Selain itu masih ada persoalan kesehatan reproduksi yang penting diperhatikan sebelum membangun keluarga. Tujuannya, agar anak-anak yang dilahirkan juga terbebas dari penyakit dan memenuhi standar kesehatan 1.000 hari manusia sejak dalam kandungan.
“Membangun keluarga harus dipastikan sumber penghasilan dari mana, itu kuncinya untuk mengurangi rumah tangga miskin dan sangat miskin. Kemiskinan dalam keluarga itu menjadi penyakit sosial dan klinis,” sambungnya.
Muhadjir memerinci, bahwa rentang proses bimbingan pranikah selama 3 bulan itu tidaklah lama. Dia beralasan, proses bimbingan tersebut akan melalui proses secara daring maupun tatap muka, dan sangat tergantung pula dari kebutuhan pasangan calon mempelai.
Sebagai contoh, kata Muhadjir, tujuan proses bimbingan pra-nikah ini adalah juga membantu calon mempelai yang belum punya sumber penghasilan untuk bisa mencari sumber penghasilan. Nantinya, bagi pasangan yang belum memiliki pekerjaan, bisa diarahkan untuk mengandalkan program Kartu Pra-Kerja yang akan dikeluarkan oleh pemerintah.
Selain itu, jika calon mempelai ingin membuka usaha sendiri ketimbang bekerja, proses bimbingan ini juga akan terhubung dengan Kementerian Koperasi dan UMKM untuk bisa menerima kredit usaha rakyat. Muhadjir bahkan menyebut sudah mengoordinasikan perihal akses finansial untuk pasangan yang hendak berbisnis dengan kementerian-kementerian terkait.
“Jadi sifatnya ini wajib dikerjakan oleh negara, kalau tidak ikut tidak masalah. Asalkan memenuhi syarat, misalnya pasangan yang sudah dibimbing oleh komunitas keagamaannya tidak perlu ikut, pemerintah hanya cek layak atau tidak,” sambungnya.
Dia juga meyakini, proses bimbingan pra-nikah ini tidak akan menjadi sumber pungutan liar baru yang akan bersifat kontraproduktif bagi calon mempelai. Oleh sebab itu, untuk mematangkan sejumlah sistem dan melakukan mitigasi, Muhadjir mengaku masih melakukan sinkronisasi internal. Meski demikian dia memastikan bahwa bimbingan dan sertifikasi pranikah akan mulai diberlakukan tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Ini Format Lengkapnya
- Kasus Covid-19 Melonjak di Beberapa Negara, Kementerian Kesehatan: Akibat Varian Baru
- Google Doodle Menampilkan Kapal Pinisi Indonesia, Ini Asal Sejarahnya
- Jumlah Perokok Anak di Indonesia Makin Banyak, IDAI Sebut Akibat Tuyul Nikotin
- Empat Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Temukan Pesan Bertuliskan "Puas Bunda, tx for All" di TKP
Advertisement

Ketersediaan Gabah di Gapoktan 80 Ton, Pemkab: Stok Beras Selama Libur Nataru Aman
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Masyarakat Perlu Segera Menolong Bila Menemukan Tanda KDRT, Ini Alasannya
- Bawaslu Kaji Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye oleh Komika di Acara Desak Anies
- Pengungsi Palestina Tak Miliki Tempat Berlindung di Rafah
- Seorang WNI Relawan MER-C Dievakuasi dari Gaza
- Kondisi Kejiwaan Ayah Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Diobservasi
- Fenomena Alam, Ribuan Ton Ikan Mati di Pantai Jepang sisi Utara
- Mahfud: Saya Termasuk yang Mengusulkan Revisi UU KPK Dibatalkan
Advertisement
Advertisement