Advertisement
NU Jayapura: Kalau Mau Berjihad ke Papua, Tak Usah Datang!

Advertisement
Harianjogja.com, PAPUA - Pihak Nahdlatul Ulama (NU) Kota Jayapura menolak tegas seruan jihad oleh oknum warga atau kelompok tertentu dalam menanggapi kekerasan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya pada 23 September 2019.
"Kami ingin menegaskan kepada saudara-saudara yang akan berjihad ke Papua untuk tidak datang, karena akan menimbulkan masalah baru," katanya Ketua NU Kota Jayapura, KH Kahar Yelipele di Kota Jayapura, Papua, Senin (22/10/2019).
Advertisement
Menurut dia, persoalan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya sudah ditangani oleh pemerintah kabupaten dan provinsi setempat, apalagi aparat keamanan dengan gencar melakukan tindakan penegakan hukum, sehingga seruan jihad ke Papua seharusnya tidak digaungkan.
"Memang persoalan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan di Kota Jayapura banyak yang dirugikan, ada korban jiwa dan materiil, kami turut berbela sungkawa soal itu, tapi saya minta untuk semua pihak agar menahan diri, baik warga yang ada di Papua dan di luar Papua, serahkan semua ini kepada aparat keamanan," katanya.
Indonesia adalah bangsa yang besar dengan beraneka ragam suku bangsa, bahasa dan agama yang terangkum dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, sehingga sudah sepantasnya semua pihak menggemakan sikap persatuan dan kesatuan bukan sebaliknya.
"Untuk itu, saya minta mari kita gaungkan dan secara bersama-sama menyebarkan kedamaian, dengan tidak membuat atau melanjutkan informasi hoax, tapi menjaga sikap toleransi dan persaudaraan di Tanah Papua," katanya.
Kepada para mahasiswa yang eksodus, KH Kahar yang juga Ketua Umum Masjid Raya di Papua meminta agar bisa kembali melanjutkan kuliah di tempatnya masing-masing karena masa depan Papua dan Indonesia berada di tangan generasi muda.
"Papua ini tanah yang kaya raya, adik-adik mahasiswa-lah nanti yang akan mengolah ini untuk meningkatkan mensejahterakan rakyat Papua, sehingga berpikir bijak dan luas, bahwa masa depan itu sangat penting dengan melanjutkan dan menyelesaikan kuliah," katanya
KH Kahar juga meminta kepada semua pemangku kepentingan di Bumi Cenderawasih itu agar tidak lagi membuat perbedaan dengan penyebutan warga asli atau warga pendatang, tetapi lebih mengedepankan penyebutan yang bijak.
"Bahwa kami semua adalah warga Indonesia, sedarah, sebangsa dan se-tanah air Indonesia," kata KH Kahar yang juga pengurus FKUB di Kota Jayapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Jadwal Bus Malioboro ke Parangtritis Kamis 18 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian Raja Juli Peroleh Rp6,04 Triliun
- Menkeu Purbaya Ingatkan Anak Muda Jangan FOMO dengan Investasi
- Prediksi BMKG: Kota Besar Dilanda Hujan Hari Ini
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
Advertisement
Advertisement