Advertisement
Masuk Bursa Menteri Jokowi, Rektor UIN Jogja Ingin Menyertifikasi Khatib Salat Jumat

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogja, Yudian Wahyudi, digadang-gadang sebagai calon menteri agama.
Yudian Wahyudi mengatakan apabila dipilih sebagai Menteri Agama (Menag) dalam Kabinet Kerja Jilid II pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, dirinya siap mewujudkan program sertifikasi khatib atau penceramah salat Jumat guna memberantas radikalisme.
Advertisement
Pada Juli 2019, Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menyepakati dua nama untuk diajukan menjadi calon Menag. Calon pertama adalah Yudian Wahyudi selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga, calon kedua Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Fauzul Iman.
"Misalnya, kalau benar ini ya, saya belum tahu kan, tunggu beberapa hari lagi. Tapi andai kata benar saya jadi menteri [Menag] itu akan saya sertifikasi para khatib," kata Yudian di sela acara Pembukaan Peringatan Hari Santri Nasional di Gedung Prof H M Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga, Jogja, Rabu (16/10/2019).
Menurut Yudian penceramah di masjid-masjid BUMN harus mendapatkan izin dari pemerintah. Demikian juga dengan penceramah di masjid-masjid sekolah negeri mulai dari SD hingga perguruan tinggi.
"Kami akan tertibkan, tidak bisa lagi hanya main sepihak. Andai kata benar [menjadi Menag] lo itu, akan bekerja sama dengan kepolisian dan sebagainya," kata dia.
Dikatakannya program tersebut hanya bisa ia wujudkan apabila dirinya dipilih sebagai Menag. Kendati siap menjalankan tugas sebaik-baiknya jika menjabat Menag, ia menegaskan tidak akan pernah melakukan lobi-lobi politik untuk masuk kabinet.
"Kalau tidak Menag nanti saya didalili [diceramahi dengan dalil]. Kalau tidak Menag tidak punya otoritas untuk itu," kata dia.
Yudian menilai bahaya radikalisme di Indonesia harus segera ditindaklanjuti hingga ke akarnya. Peristiwa penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu telah menunjukkan bahaya radikalisme masuk level satu atau darurat.
"Ini menunjukkan eskalasinya mereka [teroris] sangat berani dan mereka sangat mengejar sasaran-sasaran tingkat tinggi. Kalau tingkat tinggi saja kena, yang tingkat bawah kena tidak nanti? itu masalahnya," kata Yudian.
Sebelumnya, Menag Lukman Hakim Saifuddin juga pernah mengangkat wacana sertifikasi khatib atau penceramah salat Jumat. Hingga kini wacana yang bersumber dari aspirasi masyarakat itu belum diterapkan dan masih dalam kajian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement