Advertisement
Promo Film Gundala Ditegur, Joko Anwar: Bubarkan Komisi Penyiaran
Film Gundala - Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dikritik sutradara film Gundala, Joko Anwar.
Program promosi film Gundala di salah satu stasiun televisi swasta mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), hingga akhirnya membuat sang sutradara angkat bicara.
Advertisement
Joko Anwar selaku sutradara film Gundala menyebut ia sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkannya, namun ia mulai gelisah dengan lembaga yang mulai mengatur tontonan anak seperti Spongebob Squarepants yang menurutnya tidak masuk akal.
"Saya bukan mempermasalahkan promo Gundala yang kena sanksi KPI. Tapi ada program seperti Spongebob yang kena sanksi. Menurut saya, kalau sampai ada satu lembaga yang bisa memberikan statement tayangan seperti Spongebob itu melanggar norma-norma itu menurut saya lembaga tersebut tidak perlu dipercaya saat menilai apapun di dunia ini karena enggak make sense," ungkapnya saat ditemui di Plaza Senayan pada Senin (16/9/2019).
Seperti yang diketahui, program promo film Gundala di salah satu stasiun televisi swasta ditegur karena memakai kalimat kasar yakni bangsat dalam salah satu adegan dalam acara penayangannya.
Pria yang juga baru menyelesaikan proyek film horor terbarunya yakni Perempuan Tanah Jahanam ini, mengatakan memang pemerintah yang masih mengurunsi tontonan apa yang baik untuk masyarakatnya secara implisit menyangkakan publik adalah kumpulan orang bodoh.
"Kalau menurut saya, lembaga yang merasa memiliki tanggung jawab menjaga apa yang dilihat orang Indonesia harus mulai berpikir bahwa yang namanya penyensoran, pelarangan atau pengenaan sanksi terhadap tontonan itu tidak membuat masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang terberdayakan," katanya.
"Karena kalau masih ada lembaga yang mengatakan ini boleh ditonton, ini yang tidak boleh ditonton berarti masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai masyarakat yang bodoh karena tidak bisa menilai apa yang patut untuk mereka tonton dan apa yang patut ditonton oleh keluarga mereka dan anak-anak mereka," sambungnya.
Lebih lanjut, Joko Anwar mengatakan saat ini orang-orang kini sedang gelisah dan gerah karena banyak lembaga yang mengontrol tontonan apa yang harus dikonsumsi masyarakatnya sehingga pada akhirnya publik hanya sebagai konsumen belaka.
"Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang bisa memilih tontonan yang baik dan cocok bagi mereka, keluarga mereka termasuk anak-anak mereka," terangnya.
"Jadi, yang namanya KPI menurut saya keberadaannya sudah tidak harus ada di Indonesia. Bubarkan KPI!" serunya.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
- Korban Tewas Akibat Serangan RSF di Sudan Capai 43 Orang
- Gempa Bumi Magnitudo 4,8 Bikin Panik Warga Tarakan
- Pesawat Kargo UPS yang Meledak Angkut Bahan Bakar dan Paket Besar
Advertisement
Keracunan MBG Jogja, SPPG Diminta Pakai Air Galon atau PDAM
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Stunting di Jogja Turun, Wali Kota Targetkan di Bawah 10 Persen
- Pengabdian UNY Ungkap Tantangan Gender di Puskesmas
- China Hapus Sejumlah Tarif Pangan AS Mulai 10 November
- Cara Aman Membersihkan Layar Laptop Tanpa Bikin Rusak
- KPK Tahan Gubernur Riau Abdul Wahid hingga 23 November
- Guru Besar UGM: Fokus Perceraian Seharusnya Pada Kondisi Perkawinan
- Terduga Pembunuh Wanita di Gamping Sleman Ditangkap di Magelang
Advertisement
Advertisement



