Advertisement
2 Pabrik Aramco Diserang Drone, Produksi dan Ekspor Minyak Bakal Terdampak

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Peristiwa serangan drone di pabrik minyak Arab Saudi diprediksi bakal berdampak luas.
Serangan drone dari kelompok gerilyawan Houthi kepada dua pabrik minyak milik Saudi Aramco disebut-sebut bakal mempengaruhi produksi dan ekspor emas hitam itu.
Reuters melansir Sabtu (14/9/2019), tiga sumber yang tidak disebutkan namanya menyampaikan bahwa kebakaran yang terjadi akibat serangan itu berdampak terhadap produksi dan ekspor minyak. Salah satu sumber menyebutkan produksi minyak sebesar 5 juta barel per hari, nyaris separuh dari output minyak Arab Saudi, telah terpengaruh.
Saudi Aramco merupakan perusahaan minyak yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Arab Saudi.
Stasiun televisi nasional Arab Saudi telah melaporkan bahwa ekspor minyak tetap berlanjut. Meski demikian, pihak Aramco masih belum memberikan pernyataan atas peristiwa ini dan pihak otoritas pun belum kunjung menjelaskan apakah ada dampak terhadap produksi serta ekspor.
Di sisi lain, belum ada laporan apakah ada korban jiwa. Saksi Reuters menyebutkan setidaknya ada 15 ambulans dan penjagaan yang ketat di sekitar pabrik di Abqaiq.
Serangan drone tersebut terjadi di dua pabrik Aramco, yakni di Abqaiq dan Khurais.
Abqaiq berjarak 60 km dari kantor pusat Aramco di Dhahran. Kilang minyak itu mengolah minyak mentah dari lapangan minyak raksasa Ghawar dan menyalurkannya untuk pasar ekspor melalui terminal Ras Tanura--fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar dunia--dan Juaymah.
Sementara itu, Khurasi berlokasi 190 km dari Dhahran, dan memiliki lapangan minyak terbesar kedua di Arab Saudi.
Serangan ini terjadi di tengah rencana Aramco untuk melepas sahamnya ke publik. Kabar terakhir menyatakan bahwa perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Arab Saudi itu telah menyewa jasa sembilan bank global untuk membantu proses Initial Public Offering (IPO) dan sudah bertemu para bankir di Dubai pada pekan ini, untuk mempercepat listing.
Juru bicara kelompok gerilyawan Houthi menyatakan bahwa kedua serangan itu mengenai kilang minyak di Provinsi Abqaiq dan Provinsi Khurais, yang masing-masing berjarak lebih dari 1.000 kilometer (km) dari Sanaa, ibu kota Yaman. Kelompok Houthi juga menyatakan bakal melanjutkan serangan ke Arab Saudi.
Riyadh memimpin koalisi militer Muslim Sunni terhadap serangan ke Yaman melawan kelompok Houthi pada 2015. Arab Saudi juga menuding Iran mempersenjatai kelompok Houthi, yang kemudian dibantah oleh Teheran.
Perang Yaman dipandang sebagai perang proxy antara Arab Saudi dan Iran. Hingga kini, perang tersebut telah memakan puluhan ribu korban jiwa dan menimbulkan ancaman kelaparan di negara itu.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Reuters
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Walkot Semarang Mbak Ita Bikin Lomba Masak Nasi Goreng, Hadiahnya dari Iuran PNS Bapenda
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
Advertisement
Advertisement