Advertisement
Menteri LHK: Ada Informasi yang Tidak Dibuka oleh Malaysia terkait Kabut Asap
Ilustrasi - ANTARA - Jessica Helena Wuysang
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kabut asap terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia bahkan Malaysia dan Singapura. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meminta Malaysia bersikap obyektif melihat persoalan kabut asap di wilayah udara Malaysia dan tidak asal protes dengan menutupi informasi.
"Saya akan menulis surat kepada duta besar Malaysia di Jakarta untuk diteruskan kepada menterinya. Jadi, saya kira supaya yang betul datanya. Pemerintah Indonesia sudah betul-betul secara sistematis mencoba menyelesaikan ini dengan sebaik-baiknya. Tidak semua kabut asap berasal dari wilayah Indonesia," kata dia, seperti dikutip melalui siaran persnya, diterima di Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Advertisement
Ia minta pemerintah Malaysia membuka informasi yang sebenar-benarnya terkait kabut asap ini. "Ada informasi yang dia tidak buka. Karena sebetulnya asap yang masuk ke Malaysia, ke Kuala Lumpur, itu dari Serawak kemudian dari Semenanjung Malaya, dan juga mungkin sebagian dari Kalimantan Barat. Seharusnya pemerintah Malaysia obyektif menjelaskannya," kata dia.
Ia juga menyayangkan sikap Singapura yang menyebut ada asap dari Riau menuju Singapura. Padahal, kata dia, titik api di Riau sudah turun. "Tidak benar, ada dari Riau nyeberang ke Singapura. Titik api di Riau sudah turun. Kita punya 46 helikopter yang bekerja di lapangan," ucapnya.
BACA JUGA
Ia menyatakan, saat ini sudah tidak ada trans boundary haze atau asap lintas negara. "Puncak asap tertinggi terjadi pada 8 September pagi, tapi hanya terjadi satu jam karena angin bergerak ke arah Barat Laut. Dari Kalimantan dan Serawak, Kalimantan Barat, Serawak, dan Semenanjung Malaysia. Jadi jangan bilang hanya dari Indonesia gitu lho," katanya.
Ia menyatakan sudah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo, Menko Polhukam Wiranto terkait hal ini, serta telah melakukan taklimat dengan BMKG.
Menurut dia, Indonesia sudah memiliki pola sistematis dalam memantau wilayah hutan yang berpotensi adanya titik api. JIka terjadi kebakaran, maka Manggala Agni KLH, TNI, polisi masyarakat semua bahu membahu memadamkan api.
"Kita saat ini memiliki 46 helikopter yang bertugas melakukan pemadaman. Posisinya, 17 helikopter di Riau, 11 di Sumatera Selatan, dan masing-masing tujuh helikopter di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Penanganan terus dilakukan secara fluktuatif," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Anak Gajah Sumatera Lahir di Way Kambas
- BLT Kesra Rp900 Ribu Cair, Ini Cara Cek Lewat HP
- SHP Reforma Agraria Penajam Ditarget Tuntas 2026
- Walhi Soroti Ancaman Pekerja Informal dari Proyek PSEL
- Pariwisata RI Meningkat, WIA 2025 Dorong Standar Nasional
- Cegah Abrasi, 5.000 Pohon Mangrove Ditanam di Pantai Baros Bantul
- Keluarga Temanggung Temui PMI Korban Penyiksaan di Malaysia
Advertisement
Advertisement





