Advertisement
Cak Nun Komentari Pemindahan Ibu Kota: Menurutmu Seperti Pindah Kos?

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-- Rencana pemindahan ibu kota RI mendapatkan berbagai tambapan. Budayawan sekaligus ulama Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun buka suara terkait pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
Hal itu disampaikan Cak Nun dalam acara Maiyah yang berlangsung baru-baru ini.
Advertisement
Dalam video yang diunggah kanal YouTube Sabda Jan_cukers, Cak Nun mengkritik keputusan Presiden Jokowi yang hendak memindahkan ibu kota.
Ia menyebut bila orang Indonesia itu kuat dan tangguh sehingga tidak akan mudah dihancurkan. Namun hal itu tidak disadari oleh pemimpin negara.
"Orang Indonesia enggak ada hancurnya, ini enggak diperhitungkan oleh pemimpin Indonesia. Kalian tuh enggak tahu, pemimpin kalian itu diuntungkan oleh rakyatmu yang tangguh yang tidak akan mati karena apa pun," tegas Cak Nun.
Pun soal pemindahan ibu kota, keputusan tersebut dinilai terlalu gegabah. Mestinya memimpin melibatkan rakyat sebelum memutuskannya karena hal itu bukan perkara mudah.
"Maka jangan seenaknya, tanya dulu ke rakyat kalau mau bertindak, jangan cuma bergaya pencitraan terus. Tanya dulu kalau ada apa-apa, mau pindahin orang segitu banyaknya, tanya dulu, bikin diskusi publik, tanya ke universitas, forum rektor, di setiap kampus di suruh diskusi, tanya ke masjid-masjid, ke gereja-gereja," imbuhnya.
Cak Nun lantas mengatakan bila nantinya keputusan pemindahan ibu kota memberikan dampak yang besar bagi bangsa Indoenesia, sehingga rakyat perlu mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi.
"Menurutmu pindah ibu kota seperti pindah kos? begitu banyak multi efek yang akan ditimbulkan dan harus kita hitung sematang-matangnya. Ini Republik Indonesia bukan Singapura, bukan sebuah kecamatan, Indonesia itu luas sekali," kata Cak Nun.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan beban Jakarta sudah sangat berat menjadi ibu kota negara selama 74 tahun sejak Indonesia merdeka.
Jakarta saat ini menjadi pusat bisnis, pemerintahan, perdagangan sampai jasa. Itu juga menjadi alasan ibu kota negara pindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
"Beban Jakarta sudah terlalu berat jadi pusat pemerintahan, bisnis, perdagangan dan jasa. Dan juga bandar udara dan pelabuhan laut yang terbesar di Indonesia," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Produksi Benih Ikan di Seluruh BBI Sleman Capai 4,44 Juta Ekor
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian Raja Juli Peroleh Rp6,04 Triliun
- Menkeu Purbaya Ingatkan Anak Muda Jangan FOMO dengan Investasi
- Prediksi BMKG: Kota Besar Dilanda Hujan Hari Ini
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
Advertisement
Advertisement