Advertisement

Sapi Kurban Jokowi Terlalu Gemuk, Masjid Agung Solo Batal Gunakan Alat Perebah

Chelin Indra Sushmita
Minggu, 11 Agustus 2019 - 14:37 WIB
Nina Atmasari
Sapi Kurban Jokowi Terlalu Gemuk, Masjid Agung Solo Batal Gunakan Alat Perebah Alat perebah sapi hasil inovasi takmir Masjid Agung Solo (Solopos/Nicolaus Irawan)

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO – Salah satu dari sapi kurban Presiden Joko Widodo disembelih di Masjid Agung Solo Jawa Tengah. Penyembelihan dilakukan oleh takmir masjid.

Takmir masjid menggunakan alat khusus perebah sapi dalam proses penyembelihan hewan kurban, Minggu (11/8/2019). Alat perebah sapi tersebut merupakan hasil inovasi takmir Masjid Agung Solo secara mandiri.

Advertisement

Alat khusus perebah sapi itu awalnya hendak dipakai menyembelih sapi kurban dari Presiden Jokowi. Namun, rencana itu dibatalkan karena ukuran sapi kurban Presiden Jokowi yang ukurannya terlalu besar. Sapi jenis simental dari peternakan Lembu Suro, Boyolali, Jawa Tengah itu bobotnya mencapai 1.505 kilogram.

Tetapi, berdasarkan pantauan, alat khusus perebah sapi senilai Rp21juta itu dipakai untuk menyembelih hewan kurban lainnya yang disalurkan lewat Masjid Agung Solo. Alat tersebut dibuat oleh takmir Masjid Agung Solo setelah melihat tayangan video di Youtube.

Alat tersebut berbentuk kubus yang bisa diputar. Sapi kurban awalnya dimasukkan ke kotak tersebut yang terdapat lubang khusus untuk menyembulkan kepala sapi. Kemudian, beberapa orang memutar alat tersebut untuk memudahkan proses penyembelihan.

Pengoperasian alat khusus perebah sapi itu membutuhkan tenaga minimal empat orang. Kasi TU Takmir Masjid Agung Solo, Muh. Alif, mengatakan alat perebah sapi hasil inovasi takmir masjid itu dioperasikan secara manual, tanpa menggunakan listrik atau hidrolik. Alat tersebut bisa digunakan untuk merebahkan sapi berbobot hingga 1,5 ton.

Posisi sapi yang sudah rebah tanpa harus dipegang banyak orang itu membuat proses lebih mudah. “Setelah sapi disembelih, menggunakan roda yang sama, alat dimiringkan sedikit lalu dindingnya ditarik ke atas. Berat sapi akan membuatnya jatuh ke tempat yang disediakan. Sesudah itu, proses penyembelihan sapi berikutnya bisa dimulai lagi,” jelas Alif.

Prosesnya juga berlangsung lebih cepat dibanding penyembelihan manual. Teknik operasional dimulai dari mendorong sapi ke alat perebah berukuran panjang 2,5 meter, lebar 1,4 meter, dan tinggi 1,85 meter itu.

Setelah sapi berada di tengah-tengah alat, salah satu dinding didorong menempel ke tubuh sapi hingga ke sisi dinding satunya. Pintu alat dikunci dan kepala sapi diletakkan di lubang berpengaman. Dua roda besar di kedua ujung alat kemudian diputar hingga sapi rebah. Saat itulah, giliran petugas penyembelih hewan bekerja menggunakan syariat Islam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Potensi Wisata Offroad Mulai Diminati Segmen Komunitas dan Keluarga di Jogja

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement