Advertisement

Promo November

Ini Perdebatan Sengit Anggota Alumni 212 dengan Menteri Susi, yang Berujung Pemblokiran Akun

Newswire
Minggu, 11 Agustus 2019 - 00:37 WIB
Bhekti Suryani
Ini Perdebatan Sengit Anggota Alumni 212 dengan Menteri Susi, yang Berujung Pemblokiran Akun Susi Pudjiastuti - Antara/Sigid Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Perdebatan di Twitter antara bekas anggota Presidium Alumni 212 Faizal Assegaf dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti berujung pemblokiran akun.

Faizal Assegaf sebelumnya memberi julukan baru untuk Menteri Susi dan menyinggung programnya untuk makan ikan lele.

Advertisement

Banyak sekali dari cuitannya yang berisi kritik keras untuk sang menteri. Dirinya menyebut Menteri Susi sebagai 'Ratu Bajak Laut' karena kerap menenggelamkan kapal.

Ia juga menyindirnya dengan sebutan lain terkait penenggelaman kapal.

"Potensi Ibu @susipudjiastuti sangat tepat bila diposisikan sebagai Ketua 'Badan Penenggelaman Illegal Fishing. Agar Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat dioptimalkan utnuk mewujudkan gagasan besar @jokowi soal Poros Maritim Dunia yang selama 5 tahun baru 7 persen direalisasi," ungkap @faizalassegaf, Kamis (8/8/2019).

Pada cuitan lainnya, Faizal Assegaf juga menagih janji Menteri Susi dari 2015 untuk mengumumkan 187 pemilik kapal ilegal dan dari 2016 soal 115 perusahaan yang bangkrut karena illegal fishing pada 2003 hingga 2013.

"2019, rakyat berharap Susi beberkan data valid ke Presiden @jokowi & publik," cuitnya.

Tweet itu lantas dibalas dengan dengan nada keras pula oleh Menteri Susi.

"Sudah Pak!!! Bukan semua online, YouTube, web KKP, stagas, dll. Anda belum baca ya??? Searching dulu.

2003 sampai dengan 2013... mestinya yang menjabat tahun itu harus tahu," balas @susipudjiastuti.

Namun, Faizal Assegaf malah menyebut Menteri Susi melakukan pencitraan di balik ketenarannya sebagai menteri perempuan yang tangguh selama ini.

Tak hanya itu, Faizal Assegaf juga menuding Menteri Susi memiliki maksud tersembunyi di balik program makan ikan lele.

"Gagasan besar Pak @jokowi agar Indonesia sebagai Poros MAritim Dunia untuk bangun kecerdasan & peradaban bangsa, tapi lucunya si 'Ratu Bajak Laut' buat pogram untuk rakyat makan ikan lele, sementara ikan tuna berkualitas & ikan-ikan bergizi lainnya diobral murah ke pasar internasional," terang Faizal Assegaf.

"Saudara-saudara kami di Papua & Maluku wajib menikmati lezat & nikmatnya aneka ikan laut yang ebrlimpah. Jangan bodohi mereka untuk makan ikan lele oleh program penipuan 'Ratu Bajak Laut'. Silakan @susipudjiastuti & keluarganya setiap hari di meja makan mereka konsumsi ikan lele!" lanjutnya.

Bagi Faizal Assegaf, selama lima tahun memimpin kementerian, Susi telah melakukan penipuan dan ia mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memerintahkan Menteri Susi supaya membuka data kekayaan laut dan ikan di perairan Maluku secara transparan.

Faizal Assegaf menilai, penenggelaman kapal yang dilakukan Menteri Susi selama ini tak ada faedahnya untuk rakyat kecil di pesisir.

"Akrobat bajak laut sudah ada sejak rtausan tahun di perairan NKRI, saling usir & tenggelamkan kapal demi penguasaan laut di antara mereka. Hasilnya, jutaan rakyat di pesisir cuma jadi penonton. Sedikit yang kebetulan kebagian imbalan dari 'Ratu Bajak Laut', dipaksa makan ikan lele," tulisnya.

Namun Menteri Susi tampaknya tak berniat menanggapi seluruh ocehan Faizal Assegaf itu di Twitter.

Pada Jumat (9/8/2019), Faizal Assegaf menunjukkan tangkapan layar yang membuktikan bahwa akunnya telah diblokir oleh Menteri Susi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Puluhan Petani Tanaman Landscape di Sleman Dukung Harda-Danang di Pilkada 2024

Sleman
| Sabtu, 23 November 2024, 03:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement