Advertisement
Kelakuan Elite Politik Minta Jatah Menteri, Akademisi: Mendidik Masyarakat Pamrih dalam Berjuang

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Polah elite politik yang meminta jatah menteri sebagai kompensasi telah mendukung pasangan Jokowi Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 dikritik akademisi.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Riau Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau Alaidin Koto prihatin terkait dengan pernyataan elite partai yang minta 'jatah' menteri di hadapan publik karena mendidik generasi berikutnya menjadi pamrih dalam berjuang.
Advertisement
"Minta jatah itu soal biasa dalam politik praktis. Akan tetapi, bila dikemukakan di hadapan publik, saya sebagai guru merasa prihatin karena tanpa disadari mendidik anak-anak kita pamrih dalam berjuang," kata Prof. Alaidin kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (8/8/2019) malam, ketika menanggapi kelakar politik Megawati terkait dengan komposisi 'jatah' bagi PDIP.
Dengan adanya partai yang menang dalam pemilu, menurut dia, tidak berarti negeri ini menjadi milik si pemilik partai itu, sementara yang kalah akan menjadi the second class.
"Ungkapan the winner gets all, the loser gets nothing akan menjadi budaya yang tidak sehat untuk kelangsungan hidup sebuah bangsa," kata Alaidin yang juga salah satu Ketua DPP Perhimpunan Tarbiyah Islamiyah (Perti) ini.
Alaidin berharap para elite politik bisa lebih bijak dan mengendepankan profesionalitas dalam menata bangsa dan negara menjadi lebih baik ke depannya.
"Kalau kita masih ingin negeri dan bangsa ini tetap tegak dan melanjutkan cita-cita para pahlawan, kedepankan profesionalitas dalam menata negara," kata dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau itu.
Sebelumnya diberitakan, Megawati banyak melontarkan kelakar politik dalam pidato sambutannya pada acara pembukaan Kongres V PDIP di Bali, Kamis, yang dihadiri Presiden RI Jokowi, Wapres JK, K.H. Ma'ruf Amin, dan sejumlah ketua umum partai.
Salah satu kelakar Megawati yang dilontarkan adalah soal komposisi "jatah" menteri bagi PDIP di kabinet mendatang.
Presiden Jokowi menjawab kelakar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal permintaan "jatah" menteri yang banyak bagi PDIP di kabinet kerja periode mendatang.
"Tadi disampaikan jangan empat. Akan tetapi, kalau yang lain dua, PDIP empat 'kan sudah dua kali (lipat). Kalo yang lain tiga, ya, belum tentu juga (enam)," seloroh Jokowi dalam sambutan pada acara Kongres V PDIP di Bali, Kamis.
Jokowi menegaskan bahwa PDIP memperoleh menteri terbanyak. Dia juga berani menjamin hal tersebut.
"Yang jelas PDIP pasti terbanyak. Itu jaminannya saya," kata Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement