Advertisement

Harga Cabai Tembus Rp70.000/Kg, Serasa Beli Emas

Tri Rahayu
Sabtu, 27 Juli 2019 - 23:27 WIB
Bhekti Suryani
Harga Cabai Tembus Rp70.000/Kg, Serasa Beli Emas Pembeli cabai asal Purwosuman, Sidoharjo, Sragen, Rini Widyastuti, melihat-lihat kualitas cabai rawit merah saat hendak membeli di Pasar Bunder Sragen, Sabtu (27/7/2019) siang. (Solopos - Tri Rahayu)

Advertisement

Harianjogja.com, SRAGEN -- Kenaikan harga cabai terjadi di sejumlah daerah di Indonesia termasuk Sragen, Jawa Tengah.

Harga cabai rawit merah di Sragen mencapai Rp70.000 per kilogram (kg) pada Sabtu (27/7/2019). Saking mahalnya pembeli menganggap harga cabai rawit seperti harga emas.

Advertisement

Harga tersebut bertahan sejak Jumat (26/7/2019). Tingginya harga cabai rawit merah diprediksi menjadi penyumbang inflasi terbesar di Soloraya.

Seorang warga asal Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Rini Widyastuti, 35, saat ditemui Solopos.com-jaringan Harianjogja.com di Pasar Bunder Sragen, Sabtu, mengatakan harga cabai rawit merah seperti harga emas.

Dia menjelaskan bukan berarti harga cabai itu sama dengan harga emas tetapi karena mahalnya harga cabai yang mencapai Rp70.000/kg itu. “Walaupun bagi saya harga cabai itu tidak berpengaruh karena saya tidak suka pedas, belinya sedikit-sedikit, apalagi saat harga mahal sekarang,” ujarnya.

Pedagang cabai asal Tanggan, Gesi, Sragen, yang juga bernama Rini, 39, mengatakan naiknya harga cabai rawit merah sampai Rp70.000/kg itu sejak sepekan terakhir. Rini mencampur cabai rawit merah dengan cabai rawit biasa untuk menyiasati harga.

Dengan cabai campuran itu, Rini berani menjual dengan harga Rp68.000/kg. “Kalau harga cabai rawit biasa murah, yakni Rp30.000/kg. Harga cabai besar keriting juga mahal Rp50.000/kg dan harga cabai besar merah Rp55.000/kg. Sebelumnya harga cabai rawit merah itu sampai Rp65.000/kg dan sempat turun lalu naik lagi dan sekarang tembus Rp70.000/kg,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu.

Rini mengaku sulit mendapatkan barang. Hal itu yang memicu harga cabai rawit merah melambung tinggi. Biasanya Rini bisa menghabiskan cabai rawit merah 1 kuintal per hari tetapi sekarang hanya bisa menghabiskan 20 kg per hari.

“Susah juga menjualnya. Biasanya orang beli 1 kg sekarang hanya beli seperempat kg. Ada pelanggan yang beralih ke cabai kering yang harganya Rp40.000/kg,” ujarnya.

Rini memprediksi jika stok barang terus langka harga akan tetap tinggi. Rini mendapatkan pasokan cabai rawit merah dari Magelang. Biasanya ia kulakan cabai rawit merah dari Jawa Timur, seperti Madura dan Mojokerto.

Kana, 40, pedagang cabai asal Katukan, Karangmalang, Sragen, juga mengeluhkan sulitnya menjual cabai rawit merah karena mahal harganya. Dia mengatakan harga Rp70.000/kg sudah dua hari bertahan dan sebelumnya masih naik turun, kadang Rp65.000/kg, Rp68.000/kg, dan Rp70.000/kg.

“Mudah-mudahan harga segera bisa turun,” katanya.

Kasi Pengawasan Distribusi Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen, Kunto Widyastuti, membenarkan bila harga hasil survei Disperindag per Sabtu untuk cabai rawit merah tembus Rp70.000/kg, cabai rawit biasa Rp30.000/kg, harga cabai besar kriting atau tampar Rp55.000/kg, dan cabai besar merah Rp45.000/kg.

“Barang [cabai] berasal dari Temanggung, Sleman, Banyuwangi, dan Madura. Cabai tampar harganya bervariasi tergantung kualitas, yakni Rp48.000-Rp55.000/kg," katanya yang diamini Kabid Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Disperindag Sragen, Muh. Farid Wajdi.

Kunto memprediksi meroketnya harga cabai ini kemungkinan menjadi penyumbang inflasi terbesar di Soloraya pada Juli ini. Pantauan harga cabai rawit merah di Jumat lalu justru lebih tinggi yakni Rp72.000/kg tapi pada Sabtu turun menjadi Rp70.000/kg.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement