Advertisement
Wanita Ini Dihukum 20 Tahun Penjara karena Manfaatkan 118 Anak Adopsi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Seorang wanita di China dihukum 20 tahun penjara karena mengadopsi lebih dari 100 anak.
Li Yanxia, 54, dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Wu'an di provinsi Hebei, China, pada Rabu (24/7/2019) karena dinilai telah melakukan pemerasan, penipuan, pemalsuan, dan mengganggu ketertiban sosial.
Advertisement
Dilansir dari BBC, mantan pemilik panti asuhan ini juga didenda 2,67 juta yuan atau sekitar Rp5,4 miliar. Lima belas kaki tangannya, termasuk sang pacar, tak ketinggalan ikut dihukum.
Li terbukti telah menyalahgunakan tujuan panti asuhan untuk kepentingannya.
“Di antaranya kejahatannya adalah melakukan penipuan bersama dengan kaki tangannya demi keuntungan ekonomi,” terang pihak pengadilan dalam suatu unggahan di situs blog Weibo.
Sementara itu, pacarnya dituduh mengganggu ketertiban sosial, pemerasan, penipuan, dan cedera yang disengaja. Dia menerima hukuman 12,5 tahun penjara dan denda 1,2 juta yuan. Adapun beberapa dari 14 orang lainnya menerima hukuman penjara hingga empat tahun.
Li menjadi sorotan media pada tahun 2006 setelah diketahui mengadopsi lusinan anak di kampung halamannya di Wu'an, sebuah kota kecil di provinsi Hebei.
Kepada media Li mengatakan pernah menikah tetapi telah bercerai. Mantan suaminya dikisahkan menjual putra mereka ke pedagang gelap seharga 7.000 yuan.
Dia berkata berhasil mendapatkan putranya kembali dan saat itulah dia memutuskan ingin mencoba membantu anak-anak lain yang bernasib malang.
Selama bertahun-tahun setelah itu kekayaannya melimpah hingga menjadi salah satu wanita terkaya di Hebei. Pada 1996, dia membeli sebuah perusahaan pertambangan besi.
"Saya sering melihat seorang anak berusia lima atau enam tahun berlarian di sekitar tambang. Ayahnya meninggal, ibunya melarikan diri, jadi saya membawa anak itu ke rumah saya. Dia anak pertama yang saya adopsi,” cerita Li kepada surat kabar lokal Hebei, Yanzhao Metropolis Daily pada saat itu.
Li lanjut mengadopsi puluhan anak-anak lain dan akhirnya membuka panti asuhan, yang dia beri nama "Love Village". Media ramai mengulas dirinya, termasuk beberapa laporan bahwa dia telah berjuang melawan kanker dan menghabiskan seluruh kekayaannya.
Jumlah anak yang diasuh Li mencapai puncaknya pada 2017 menjadi 118 anak.
Pada tahun itulah pemerintah setempat menerima informasi dari anggota masyarakat yang memberi tahu mereka tentang kegiatan mencurigakan.
Pada Mei 2018, polisi menemukan bahwa Li memiliki lebih dari 20 juta yuan dan US$20.000 di rekening banknya, juga kendaraan mewah seperti Land Rovers dan Mercedes Benz. Tak hanya itu, Li ditemukan telah melakukan kegiatan ilegal sejak 2011.
Dia juga memanipulasi beberapa anak angkatnya dan mengambil manfaat dari tindakan ini. Li diketahui memperoleh banyak uang dengan dalih untuk membangun panti asuhannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

Petinggi Relawan Bepro Sambangi Yuni Astuti, Apresiasi Banyak Pemuda DIY Gabung ke Prabowo-Gibran
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Membutuhkan Investasi untuk Mewujudkan Emisi Nol Bersih 2060
- Sudirman Said Luncurkan Antologi Kedua "Bergerak dengan Kewajaran"
- Gandeng OJK, Kemendagri Terus Perkuat Perekonomian Daerah
- Dugaan Data DPT Pemilu 2024 Bocor, Ini Instruksi Menkominfo kepada Ditjen Aptika
- Survei Y-Publica Sebut Tingkat Kepuasan Publik kepada Jokowi Capai Rekor Tertinggi
- Hamas: Tujuan Israel di Perang Gaza Tak akan Tercapai
- Belasan Ambulans Bantuan Kemanusiaan Arab Saudi Masuk ke Jalur Gaza
Advertisement
Advertisement