Advertisement
Begini Komentar Psikolog soal Ibu di Boyolali Aniaya Anak hingga Meninggal
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI --Tindakan penganiayaan yang dilakukan SW, 30, wanita yang tinggal di Desa Tanduk Kecamatan Ampel, Boyolali, terhadap anak kandungnya, F, 6, hingga meninggal dunia bisa dilatarbelakangi berbagai masalah. Hal tersebut disampaikan psikolog asal Solo, Susatyo Yowono.
Masalah tersebut misalnya hubungan dengan pasangan, masalah ekonomi, dan sebagainya.
Advertisement
“Kemungkinannya bisa jadi karena psikologis pelaku yang mengalami stres atau depresi. Tetapi sumbernya ini bisa macam-macam, misalnya konflik dengan pasangan, atau masalah ekonomi, atau problem masa lalu yang belum selesai,” ujarnya kepada solopos.com, Kamis (18/7/2019).
Susatyo Yuwono menambahkan masalah-masalah tersebut jika disimpan terus-menerus dalam waktu lama pada suatu saat bisa meledak. Bentuknya bisa beragam, bisa dalam bentuk perilaku yang tidak terprediksi.
“Misalnya yang biasanya tidak melakukan kekerasan, tiba-tiba jadi suka melakukan kekerasan,” beber dia.
Disinggung mengenai sasaran pelaku yang merupakan anak kandung sendiri, Susatyo mengatakan hal itu bisa saja terjadi sebab orang yang paling dekatlah yang menjadi sasaran.
Atau jika penganiayaan itu sebelumnya sudah ada dorongan, saat itu dia tidak berani melakukannya kepada orang yang setara atau lebih besar, sehingga dia akan melampiaskannya kepada orang yang lebih lemah.
Pada sisi lain, pengakuan sementara tersangka kepada polisi, pelaku menganiaya anaknya karena rewel. Menurut Susatyo, pengalaman sebagai ibu yang sudah mengurus anak bertahun-tahun tidak bisa menjadikan rewel sebagai alasan melakukan kekerasan.
“Tapi mungkin memang kondisi psikologis yang dialami ibu ini sekarang terlalu berat sehingga tak mampu menahan kerewelan anaknya, kemudian menganiaya.
Diberitakan, kekerasan yang dilakukan SW kepada F terbilang sadis. Berdasarkan keterangan tersangka kepada polisi, Senin (8/7/2019) dan Selasa (9/7/2019) tersangka mencubit korban di beberapa bagian badan.
Kekerasan ini masih berlanjut pada Rabu (10/7/2019) sekitar pukul 22.00 WIB hingga Kamis (11/7/2019) dini hari. Saat itu SW kembali melakukan kekerasan kepada anak kandungnya itu dengan cara memukul perut, bahkan membenturkan kepala F ke lemari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kemenlu RI Pastikan Tak Ada WNI Terdampak Gempa Magnitudo 5,5 Taiwan
- PDIP Gabung Pemerintah atau Oposisi Akan Ditentukan di Rakernas
- Dataran Tinggi Dieng Diajukan sebagai Geopark Nasional
- Jokowi dan Gibran Bukan Bagian dari PDIP, Komarudin Watubun: Orang Sudah di Sebelah Sana
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Presiden: Ini Penting bagi Pemerintah
- Lima Polisi Terlibat Kasus Narkoba, Kompolnas: Atasan Langsung Juga Harus Diperiksa
- Menguat Sinyal Megawati Mau Bertemu Prabowo Setelah Rakernas PDIP
Advertisement
Advertisement