Advertisement
Banyak Tersandung Korupsi, Gerindra Minta Jokowi Tak Usah Pilih Menteri dari Parpol

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Menteri dari kalangan profesional lebih disarankan masuk kabinet baru pemerintahan Joko Widodo ketimbang berlatar parpol.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Puyuono, menyarankan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengutamakan kalangan profesional menduduki posisi menteri di kabinet kerja jilid II. Arief menganggap menteri periode 2014-2019 yang berasal dari partai politik kerap terseret kasus korupsi.
Advertisement
Arief menuturkan, Jokowi di periode keduanya diharapkan lebih mempertimbangkan profesionalitas dan integritas personal yang akan dipilihnya sebagai menteri.
"Dari menteri-menteri Pak Jokowi sekarang ini yang paling banyak bersentuhan dengan korupsi itu kebanyakan menteri yang dari parpol," kata Arief Puyuono di Kopi Politik, Pakubowono, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2019).
Selain itu, Arief kemudian berahrap Jokowi bisa memilih menteri terbaik dari kalangan profesional.
"Artinya, tidak perlu juga misalnya menteri itu harus kader parpol, tapi menteri itu harus yang profesional terus menguasai permasalahan di departemennya, terus jujur, bersih. Banyak yang ditangkap kan dari parpol yang tidak dari parpol jarang sekali kan?," kata Arief.
Menurutnya, jika Jokowi pandai memilih menteri di kabinet kerja periode 2019-2024 maka akan mewujudkan pemerintahan yang bersih pada periode keduanya.
"Sehingga, nantinya pemerintahnya bisa berjalan bersih. Karena kita tidak bisa bohong bahwasanya menteri-menteri yang berasal dari parpol itu 99 persen itu melakukan tindak pidana korupsi, belum saja ketahuan semua," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyebut saran tersebut akan disampaikan dalam agenda rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo Subianto.
"Karena kita kan tujuannya mau membangun negara lebih baik, lebih bagus, ya salah satunya korupsi itu harus diberantas. Korupsi mulai diberantas dari SDM-SDM yang ditempatkan, jangan orang yang enggak ngerti apa apa sama Pak Jokowi karena dia anggota parpol ditaruh jadi menteri, ternyata hanya untuk jadi 'kas' partai. Ini yang harus diubah," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 WNI Ditangkap Polisi di Jepang Karena Dituding Merampok Rumah
- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah untuk SD dan SMP Tahun Ini Lebih Lama
- Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional Bakal Diperketat oleh Kementerian Lingkungan Hidup
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
Advertisement

Nilai Produksi Perikanan Budidaya Semester I di Sleman Sentuh Rp862 Miliar
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Tenggelam di Selat Bali, Ini Daftar Penumpang Kapal Tunu Pratama Jaya
- Hasil Kunjungan Presiden Prabowo: Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Investasi Senilai Rp437 Triliun
- Presiden Prabowo Tunaikan Ibadah Umrah Saat Kunjungan ke Arab Saudi, Cium Hajar Aswad
- KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali: 4 Penumpang DItemukan Meninggal Dunia, 38 Orang Hilang
- Sri Mulyani Umumkan Panitia Seleksi Calon Ketua dan Anggota Lembaga Penjamin Simpanan
- 3 Penumpang dan 1 Kru KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan Selamat
- Presiden Prabowo dan Pangeran MBS Serukan Global Lakukan Aksi Nyata untuk Perdamaian Dunia
Advertisement
Advertisement