Advertisement

Pemerintah Akan Bangun 15 Bendungan Baru Mulai 2021

Rivki Maulana
Senin, 17 Juni 2019 - 10:17 WIB
Nina Atmasari
Pemerintah Akan Bangun 15 Bendungan Baru Mulai 2021 Ilustrasi: Suasana bendungan Rotiklot yang selesai dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Atambua, Nusa Tenggara Timur, Jumat (17/5/2019). - ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) baru akan memulai proyek 15 bendungan baru pada 2021. Saat ini, Pemeirntah bakal fokus melanjutkan program pembangunan 65 bendungan hingga 2023 dengan tidak mengalokasikan anggaran pembangunan bendungan baru pada 2020.

Menteri PUPR Basuk Hadimuljono mengatakan hingga 2023 pihaknya bakal melanjutkan pembangunan 36 bendungan lanjutan yang belum selesai. Konstruksi 36 bendungan ini akan rampung dalam periode 2020-2023 atau rata-rata sembilan bendungan per tahun.

Advertisement

"Kami usulkan tidak ada pembangunan bendungan baru karena  pengalaman tahun keempat kami agak tertatih disibukkan dengan tahun politik. Pembangunan bendungan baru kami mulai lagi pada 2021 sambil menyelesaikan 36 bendungan [lanjutan]," jelasnya di Jakarta, pekan lalu.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah mencanangkan pembangunan 65 bendungan pada 2015-2019 yang seluruhnya selesai pada 2023. Pembangunan bendungan gencar dilakukan agar cadangan air meningkat.  Menurut Basuki, cadangan air terbilang rendah karena hanya 11 persen dari lahan irigasi seluas 7,2 hektare yang mendapat pasokan air dari bendungan.

Dia menambahkan, mulai 2021 hingga 2023, Kementerian PUPR bakal membangun 15 bendungan baru atau 5 bendungan per tahun sambil menyelesaikan. Sementara itu, hingga akhir 2019, sebanyak 15 bendungan baru dijadwalkan rampung, menyusul 14 bendungan yang sebelumnya sudah tuntas dibangun. 

Ke-15 bendungan yang akan selesai tahun ini yaitu Bendungan Gongseng, Karalloe, Tapin, Passeloreng, Bintang Bano, Way Sekampung, dan Ladongi. Kemudian Bendungan Napun Gete, Ciawi, Sukamahi, Karian, Keureuto, Gondang, Marangkayu, dan Kuningan.

Basuki menuturkan, pembangunan bendungan memerlukan waktu yang tidak singkat. Dia menyebut, konstruksi bendungan memerlukan waktu tiga hingga empat tahun. Oleh karena itu, skema penganggaran untuk pembangunan bendungan menggunakan tahun jamak atau multiyears.

Di sisi lain, Kementerian PUPR juga berniat membuka lelang proyek bendungan baru dalam waktu dekat. Bisnis mencatat, dalam enam bulan terakhir, belum ada lelang baru dalam proyek pembangunan bendungan. Sejauh ini, Kementerian PUPR telah mengumumkan pemenang lelang proyek Bendungan Bulango Ulu di Gorontalo, proyek bendungan terakhir yang dilelang pada 2018.

"Yang paling dekat kami akan buka [Bendungan] Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat,"  ujar Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR, Ni Made Sumiarsih kepada Bisnis.

Bendungan Tiu Suntuk bakal dibangun dengan kapasitas tampungan air sebesar 56 juta meter kubik.Bendungan ini bakal menjadi sumber irigasi untuk 2.000 hektare lebih lahan pertanian di NTB. Sebelumnya, Kementerian PUPR sedikitnya telah membangun empat bendungan di NTB, yaitu Bendungan Tanju, Bendungan Mila, dan Bendungan Bintang Bano, Bendungan Mila, dan Bendungan Meninting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement