Advertisement

Nekat, Ada Pencuri Gasak Padi Siap Panen

Chelin Indra Sushmita
Rabu, 29 Mei 2019 - 03:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Nekat, Ada Pencuri Gasak Padi Siap Panen Ilustrasi pencurian. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN--Warga Delanggu, Klaten masih saja dikejutkan dengan aksi pencurian padi siap panen di persawahan.

Salah satu petani yang menjadi korban pencurian padi itu adalah Kamoyo, 62. Pria yang tinggal di Dukuh Kernen, Desa Bowan, Kecamatan Delanggu, Klaten, itu tak habis pikir dengan perilaku pencuri yang membabat sebagian padi hasil tanamnya.

Advertisement

Kamoyo merupakan korban ketiga dari aksi pencurian padi siap panen. Kisah tragis tentang pencurian padi langsung dari sawah tersebut membuat netizen heboh. Sama seperti Kamoyo, mereka heran dengan aksi pencuri yang aneh tersebut. Sebab, para pencuri mengambil padi di sawah dan hanya menyisakan jerami.

Beragam komentar tentang aksi pencurian padi siap panen itu membanjir di fanpage Solopos.com, Selasa (28/5/2019). Sejumlah netizen mengutuk aksi maling yang dinilai sangat kreatif tersebut. “Ya ampun, maling kok kreatif banget. Perlu ditembak kepalanya itu,” komentar Antryonz gemas.

Maling pun berrevolusi mental. Pokoknya kerja, kerja, kerja, babat, babat, babat. Masa bodoh dengan petani yang susah payah tanamnya, hahaha,” kelakar Juang Uyab.

Terulang lagi kriminal pertanian. Di tahun 1985-an daerah saya banyak pencurian hasil pertanian. Kencur siap panen punya orang tua saya dimaling. Ada tetangga naruh gabah siap jemur di teras rumah. Sudah ditutup terpal di maling juga,” lanjut Lastrinyatarosin.

Andaikan sawahnya bisa diangkat. Pasti itu sawah ikut dicuri sekalian,” imbuh Guemahemggitu Orangnya.

Di tempat saya yang mau dijemur besoknya hilang diangkat dari depan rumah. Semoga pencuri hasil tani rakyat mati tertimpa gabah. Kurang ajar, enggak ikut menanam tapi ikut panen,” sambung Lis Tumanggor emosi.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, proses perontokan padi oleh pencuri diperkirakan dilakukan dengan cara diinjak-injak. Padi yang rontok dipilih dan dimasukkan pencuri ke wadah. Sementara jerami dari tanaman padi yang dipotong ditinggalkan di tepi sawah.

Para pencuri pergi dengan membawa gabah yang sudah bersih. Tak ada yang mengetahui siapa sosok pelaku. Aksi itu dilakukan pencuri saat malam atau saat mayoritas petani serta warga tak beraktivitas di sawah dan kondisi hari gelap sehingga mereka leluasa melancarkan aksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : solopos.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement