Advertisement
Pemicu Kerusuhan Rutan Siak Diduga karena Petugas Tak Profesional

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Direktur Eksekutif "Center For Detention Studies (CDS)" Ali Aranoval memperkirakan pemicu kerusuhan di Rumah Tahanan Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau, pada Sabtu (11/5/2019) dini hari karena petugas rutan yang tidak profesional.
"Saya melihat tidak profesional dari sistem. Diperiksa malam saat kekuatan sedikit, posisi rutan overcrowded. Ketika terjadi kondisi seperti itu pertimbangkan besoknya saja saat petugas mulai banyak," ujar Ali Aranoval dijumpai di Jakarta, Sabtu.
Advertisement
Menurut dia, pemicu kerusuhan itu juga lantaran petugas rutan melakukan kekerasan terhadap tahanan, seperti pemukulan.
Tindakan kekerasan oleh petugas rutan disebutnya juga merupakan bentuk ketidakprofesionalam petugas karena melanggar sejumlah aturan yang melarang kekerasan kepada tahanan/narapidana.
Peraturan yang mengatur antara lain PP 58 th 1999 tentang Syarat-syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan tahanan serta Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.Hh-16.Kp.05.02 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan.
Agar hal sama tidak terulang ke depan, Ali Aranoval menyarakan Ditjen Pemasyarakatan terus melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia, pemenuhan sarana prasarana, pembangunan budaya kerja melayani serta kepercayaan kepada institusi.
Hingga kini pemicu kerusuhan di Rutan Siak Sri Indrapura masih didalami tim investigasi yang terdiri atas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Inspektorat Jenderal, Kantor Wilayah Hukum dan HAM Riau serta kepolisian.
Sementara itu, diduga setelah adanya kejadian penemuan narkoba yang dimiliki tahanan, terjadi perlakuan tidak baik dari petugas rutan ke warga binaan.
Mengetahui terjadi kekerasan, warga binaan lain marah dan dengan spontan mendobrak pintu sel masing-masing hingga pintu sel akhirnya jebol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement