Advertisement
Setelah Ojek Online, Giliran Taksi Daring Bakal Naik Tarifnya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Aliansi Driver Online (ADO) DKI Jakarta menyatakan perubahan tarif taksi dalam jaringan (daring) baru akan direalisasikan pemerintah pada Juni 2019.
"Hingga sekarang belum ada perubahan tarif, tapi ojek 'online' tarifnya sudah naik sekitar Rp2.000 per kilometer sejak 1 Mei 2019," kata Ketua DPD ADO DKI Jakarta, Kaharudin di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Advertisement
Ia mengatakan berdasarkan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan RI dan pemangku kepentingan lainnya, rencana kenaikan tarif taksi daring saat ini masih dalam tahap pengkajian.
Karena itu, para pengemudi taksi daring hingga kini masih mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 118 Tahun 2018 dalam menetapkan tarif.
Dalam ajuannya kepada pemerintah, ADO DKI Jakarta mengusulkan tarif Rp3.500 per kilometer untuk wilayah satu dan dua saat aturan itu direalisasikan.
"Namun, pemerintah hanya mengabulkan perubahan tarif sebesar Rp3.000 pada Juni 2019," ucapnya.
Meskipun demikian, perubahan tarif tersebut akan dievaluasi per tiga bulan untuk melihat perkembangan minat masyarakat dalam menggunakan taksi daring.
Berdasarkan data yang dihimpun ADO DKI Jakarta, dari ribuan anggota yang tergabung di organisasi tersebut, belum ada perubahan minat konsumen untuk menggunakan taksi daring sejak 1 Mei 2019.
"Jumlah peminat angkutan taksi 'online' memang masih seperti biasa, namun jika dibandingkan tahun 2018, memang mengalami penurunan hingga 40 persen khusus wilayah DKI Jakarta," ungkap dia.
Ia berharap pemerintah dapat mempertimbangkan besaran perubahan tarif taksi daring sehingga bisa meningkatkan taraf ekonomi para pengemudi.
Terkait hal lainnya, ADO menyatakan dari sekitar 5.000 pengemudi taksi daring di DKI Jakarta hampir 60 persen belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) A.
ADO DKI Jakarta juga berharap pemerintah bisa memfasilitasi pengurusan atau pembuatan SIM A untuk pengemudi taksi daring dengan harga terjangkau.
"SIM ini merupakan suatu keharusan yang dimiliki setiap pengemudi, oleh karena itu kami berharap pemerintah sekali lagi bisa mencarikan solusi seperti pembuatan SIM murah sebelumnya," ujar dia.
Sementara itu, Edo (28) salah seorang pengguna jasa taksi daring asal Depok, mengatakan perubahan tarif angkutan daring khususnya roda dua cukup memberatkan konsumen.
"Saya cukup rutin menggunakan ojek 'online' untuk bekerja, namun karena ada kenaikan, mungkin bisa saja beralih ke angkutan umum lainnya," kata dia.
Karena itu, pemuda asal Sumatra Barat itu berharap pemerintah bisa mencarikan solusi sekaligus mempertimbangkan besaran tarif taksi daring pada Juni 2019.
Seorang pengendara ojek daring, Muhammad Feramly mengatakan sejak perubahan tarif ia juga ikut terdampak.
Dampak perubahan itu seperti perubahan standar poin dan pundi-pundi rupiah yang didapatkan dari pihak aplikator.
"Biasanya poin 350 kita dapat bonus Rp200.000, namun sekarang jadi 310 poin dengan bonus Rp185.000, namun untuk mengumpulkan poin susah," ucapnya, mengeluh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement