Advertisement
Soal Hasil Quick Count, BPN: Yes untuk Pilkada DKI 2017, No untuk Pilpres 2019
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Sudirman Said (kanan) saat akan memberikan Pidato Kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/21019). - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Kendati sebagian besar lembaga survei yang menggelar quick count pada saat Pilkada DKI dua tahun lalu juga menjadi penyelenggara pada Pilpres 2019, Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Sudirman Said menerima hitung cepat (quick count) saat Pilkada DKI 2017, tetapi menolak hasil yang dikeluarkan lembaga survei pada Pilpres 2019.
"Ada perbedaan mendasar ketika pilkada dan pemilu nasional. Pertama, locusnya kan lebih terbatas dan kita melihat temuannya itu bisa lebih terpantau dan tidak ada tanda-tanda kecurangan sistemik dari awal," katanya, Senin (22/4/2019).
Advertisement
Menurut Sudirman, penyelenggaraan Pemilu 2010 rentan dengan tindak kecurangan, mulai dari soal DPT. Sekarang masyarakat juga mulai melihat betapa salahnya kebijakan kotak suara dengan kertas. Kena banjir hancur dan mudah dibakar. Bahkan, gembok dibuka dengan guntiing.
Dia juga menunjukkan adanya keterlibatan aparat di mana-mana, sehingga menjadikan suasana sekarang sebetulnya angka apapun wajib dicurigai sebagai hasil dari ketidakadilan.
BACA JUGA
"Nah, yang berhak punya kesempatan tidak fair siapa? Kan tidak mungkin penantang, kita tidak punya tangan, tak punya aparat, tak punya struktur. Jadi itu logis saja," ungkap mantan Menteri ESDM tersebut.
Apalagi, Sudirman mengatakan lembaga survei pernah salah total saat pilkada di Jawa Tengah, Jabar, bahkan DKI Jakarta. Dia juga menuding sebagian lembaga survei itu memang oleh banyak orang dikatakan bagian dari tim sukses.
"Insyaallah kita akan mencatat sejarah apabila kita bersama-sama bisa meluruskan jalannya sejarah bahwa pemilu ini tidak boleh dicurangi hanya karena ada orang yang ingin berkuasa dengan segala cara. Itu dosa sejarah yang sangat berat kalau itu sampai terjadi," kata Sudirman.
Seperti diketahui, Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil quick count Pilpres 2019. Sejumlah hasil quick count menyebut bahwa pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul dari paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan kisaran 54%-55% dan 46%-45%.
Adapun, jika menilik hasil quick count Pilkada DKI yang dirilis oleh Litbang Kompas, Polmark, LSI Denny JA dan SMRC menetapkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat kalah dengan skor 42%, sementara itu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno 58%. Hasil quick count itu tak berbeda jauh dengan hitungan manual KPU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mobil MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, Dikendarai Sopir Pengganti
- AS Ganti Font Lagi: Rubio Kembalikan Times New Roman, Tolak Calibri
- Tragedi Adamawa: 9 Perempuan Tewas Saat Aksi Damai di Nigeria
- Kuota 33 Ribu, Menhub Imbau Warga Daftar Mudik Gratis Nataru
- Bareskrim Temukan Bukti Unsur Pidana Ilegal Logging Garoga Sumut
Advertisement
Seluruh SD dan SMP di Bantul Kini Dilengkapi Panel Digital
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Astra Motor Yogyakarta Berbagi Kado
- Astra Motor Yogyakarta Apresiasi Puncak Kompetisi Karya Jurnalistik
- Astra Motor Yogyakarta Hadirkan Mini Launching Honda Vario125
- Astra Motor Yogyakarta Ajak Komunitas Honda ADV Jelajah Lokasi Ikonik
- Jadwal KRL Solo Jogja, Kamis 11 Desember 2025
- Modus Baru! Penipuan AI Racuni Situs Resmi via Nomor Palsu
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY, Kamis 11 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




