Advertisement
Jokowi dan Prabowo Selisih Pendapat Soal Kondisi Pertahanan
Calon Presiden dalam Pilpres 2019 Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Capres Prabowo Subianto di sela-sela pengambilan nomor urut pasangan calon untuk pemilihan Presiden 2019, di kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9/2018). - Reuters/Darren Whiteside
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Capres nomor urut 1 Jokowi dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, silang pendapat mengenai kondisi pertahanan nasional.
Dalam debat keempat Pilpres 2019 di Hotel Shangri La Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam, moderator melontarkan pertanyaan soal strategi dan upaya untuk memodernisasi alutsista dan almatsus tapi tetap transparan dan akuntabel di tengah keterbatasan anggaran negara.
Advertisement
Untuk diketahui, alutsista adalah akronim alat utama sistem persenjataan untuk TNI. Sementara almatsus adalah akronim alat material khusus untuk Polri.
Menjawab pertanyaan itu, Prabowo menilai pertahanan Indonesia masih terlalu lemah. “Kenapa? Karena tidak punya uang. Kemana keuangan kita? Kekayaan kita tidak tinggal di Indonesia, tapi ke luar negeri,” katanya.
BACA JUGA
Karenanya, menurut Prabowo, untuk memodernisasi alutsista TNI dan almatsus Polri, pemerintah harus bisa menjaga keuangan negara tak bocor atau lari ke luar negeri.
Namun, Jokowi sebagai capres petahana tak menyetujui pendapat Prabowo. Menurut dia, seluruh wilayah di Indonesia sudah diperkuat penjagaannya.
”Penting sekali yang namanya gelar pasukan yang terintegrasi. Artinya kita tak Jawa sentris. Saya sudah perintahkan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI bangun Divisi III di Gowa, Komando Angkatan Udara di Biak, Armada III Angkatan Laut di Sorong, ini sudah dalam proses pembangunan dan segera jadi,” kata Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi mengungkapkan sudah memperkuat penjagaan di 4 titik penting, yakni Natuna di Indonesia bagian barat, Morotai di timur, Samlaki di selatan, dan Biak.
”Artinya titik pinggir Indonesia terjaga. Saya sampaikan yang namanya radar maritim dan udara sudah menguasai 100 persen wilayah. Ada 19 titik radar udara yang terkoneksi. Sementara di laut, ada 11 radar maritim,” ungkapnya.
Mengenai anggaran, Jokowi menjelaskan APBN 2019 untuk pertahanan dan keamanan yang dikelola Kemenhan mencapai Rp 107 triliun, nomor dua tersbesar setelah infrastruktur.
”Saya optimistis, radar udara dan maritim, siapa pun yang masuk teritori Indonesia, akan ketahuan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com Minggu 21 Desember 2025
- Persib vs Bhayangkara FC: Adu Kuat di GBLA
- Tren AI Dorong Harga Tablet Xiaomi dan Honor Melonjak
- DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta Ziarah Bung Karno ke Blitar
- Anak Muda China Viral Pelihara Jamur dari Teh Kemasan
- FBI Ungkap Penipuan AI Deepfake Berkedok Penculikan
- Jack Miller Puji Mesin V4 Yamaha untuk MotoGP 2026
Advertisement
Advertisement




