Advertisement

Dikeluhkan Warga, Gubernur Jatim Sidak ke IPAL Industri Kulit Magetan

Abdul Jalil
Sabtu, 30 Maret 2019 - 19:39 WIB
Sunartono
Dikeluhkan Warga, Gubernur Jatim Sidak ke IPAL Industri Kulit Magetan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau IPAL industri kulit di Magetan, Kamis (29/3 - 2019). (Istimewa/Pemprov Jatim)

Advertisement

Harianjogja.com, MAGETAN --Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan  mendapat  banyak keluhan dari masyarakat. Gubernur Jawa Timur Khofifah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi tersebut pada, Kamis (28/3/2019) malam. Sidak dilakukan untuk merespon keluhan dari masyarakat terkait pembuangan limbah industri kulit tersebut.

"IPAL ini merupakan tempat pengolahan limbah dari lingkungan industri kulit yang ada di Magetan," kata Khofifah yang didampingi Bupati Magetan Suprawoto.

Advertisement

Dalam sidak itu, gubernur juga memeriksa laboratorium dan kolam pengolahan air limbah yang ada di IPAL.

Khofifah menuturkan industri kulit ini merupakan komoditas ekspor terbesar kelima di Jawa Timur. Untuk itu, ia menginginkan pengolahan limbahnya bisa lebih mumpuni dan memenuhi kapasitas dari limbah yang dibuang oleh lingkungan industri kulit (ILK) yang ada di kawasan industri kulit di Magetan.

"Bupati Magetan sudah menyampaikan nantinya akan mencari lahan baru untuk relokasi. Setelah lahan baru disiapkan maka Pemprov Jatim akan menyiapkan LIK dan IPAL," terang Khofifah.

Hal ini supaya pengolahan limbahnya bisa memenuhi kebutuhan pengolahan limbah kulit yang dikirim oleh pelaku industri kulit di Magetan.

"Kita ingin proses pertumbuhan ekonomi ekspor kita itu beriringan dengan keramahan lingkungan dan pengolaham limbah yang secure," jelasnya.

Pemprov Jatim juga akan mencarikan konsultan yang ahli untuk bisa mencari teknologinya. Nantinya bisa dihitung, limbah yang ada per harinya berapa. Setelah itu limbah ini akan dikelola dengan luasan lahan.

Pemerintah juga ingin memastikan bahwa limbah terakhir yang kanalnya di sungai memilili pH air tidak lebih dari 7. Dengan begitu keragaman hayati di sungai bisa tetap terjaga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement